Inspirasi
Asian Games di Jakarta dan Palembang telah berakhir hari Minggu yang lalu. Selain berhasil menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengadakan perhelatan olahraga dengan skala yang besar (paling besar kedua setelah Olimpiade), kontingen Indonesia sendiri juga menorehkan prestasi yang gemilang. Prestasi ini akan menjadi inspirasi bagi generasi atlet-atlet Indonesia di masa depan bahwa mereka tidak perlu merasa rendah diri dan sesungguhnya dapat berkompetisi dengan bangsa lain dengan kepala yang tegak.
Dalam nats Alkitab kita pada hari ini dari Titus 2:1-8, Paulus menulis bagaimana anggota-anggota jemaat sepatutnya menjadi inspirasi bagi yang lain. Perempuan-perempuan yang tua, misalnya, dipanggil untuk mendidik perempuan-perempuan yang muda di dalam kekudusan dan hidup berkeluarga (2:3-5). Sementara Titus sendiri, sebagai yang secara relatif masih muda, dinasihati Paulus untuk menjadi teladan (yaitu typon dalam bahasa Yunani, akar dari kata ‘tipe’) dalam berbuat baik bagi orang-orang muda di jemaat (2:6-8). Titus adalah ‘tipe’ seseorang yang perlu dicontoh dalam jemaat.
Nasihat Paulus bagi Titus dan jemaat yang diasuh oleh Titus ini sesungguhnya masih berlaku juga bagi kita semua, baik itu dalam pengertian gereja maupun dalam keluarga kita masing-masing. Yang lebih tua sepatutnya menjadi inspirasi bagi yang lebih muda, orang tua sepatutnya menjadi teladan bagi anak-anaknya. Bahkan, identitas kita sebagai teladan/contoh bagi yang lain sesungguhnya bukan pilihan. Pertanyaannya bukanlah apakah kita telah menjadi contoh bagi yang lain, namun contoh seperti apakah yang anggota keluarga, jemaat, dan orang lain lihat dari tutur kata dan perbuatan kita. Apakah kita menjadi inspirasi yang orang lain ingin tiru, ataukah kita adalah contoh yang buruk yang membuat orang lain atau bahkan anak-anak kita sendiri bertekad agar mereka tidak menjadi orang yang sama seperti kita? (SH)