MUSA DAN SEGALA DALIHNYA
(image dari https://grantcardonetv.com)
“Jangan saya, Pak Pendeta. Pilih saja dia. Dia lebih baik daripada saya untuk mengerjakan pelayanan itu.” Apakah kalimat itu terdengar tidak asing di telinga Anda? Ya, ini kalimat yang umumnya sering muncul dalam lingkup jemaat di gereja. Ada saja dalih yang diberikan ketika ada kebutuhan pelayanan yang ditawarkan. Tapi jangan kuatir, Anda tidak sendirian. Musa juga begitu… dulu!
Siapa yang tidak mengenal nama Musa? Nabi besar dalam tiga agama besar dunia: Yahudi, Kristen dan Islam. Musa dikagumi dan dihormati begitu rupa, bahkan Alkitab menyebutnya, “seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di bumi” (Bil. 12:3). Ia adalah nabi yang muncul bersama dengan Elia dalam peristiwa transfigurasi Tuhan Yesus (Mat. 17:3). Singkatnya, ia bukan orang sembarangan. Tapi siapa yang menyangka bahwa orang besar ini memiliki rekam jejak awal yang kurang baik dalam hal ketaatan terhadap panggilan Tuhan.
Israel, bangsanya sendiri, sedang berada dalam penindasan Mesir dan Tuhan memanggil Musa melalui teofani semak berapi (Kel. 3:1-6). Panggilan dan perintah Allah jelas bagi Musa, “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir” (ay.10). Seorang nabi yang berkenan di hadapan Tuhan tentu akan menjawab: “Baik Tuhan!” Tapi Musa tidak demikian. Tidak kurang dari 5 kali Musa memberikan dalih terhadap panggilan Tuhan:[1]
- “I am nobody” (3:11-12)
- “I don’t know Your name” (3:13-22)
- “The elders won’t believe me” (4:1-9)
- “I’m not a fluent speaker” (4:13-17)
- “Somebody else can do it better” (4:13-17)
Dalih-dalih tersebut mungkin terdengar akrab di telinga kita, bahkan mungkin kita sendiri pernah mengucapkannya, ketika kita menolak sebuah pelayanan, sebuah tanggung jawab, sebuah kebutuhan, atau sebuah perintah Tuhan yang memang sedang kita doakan. Seperti Musa di masa lalu, tidak jarang banyak anak Tuhan berkubang dalam zona nyaman sambil memikirkan apa yang paling menguntungkan dan memberi rasa aman dan nyaman bagi diri sendiri. Mereka tidak mempedulikan suara Tuhan yang memanggil, tidak ada rasa belas kasihan terhadap jiwa yang terhilang, tidak ada kepekaan terhadap kebutuhan akan pembangunan tubuh Kristus, bahkan tidak terusik sedikitpun untuk mengulurkan tangan bagi sesama yang sedang mengalami kesulitan dan penindasan. Inilah yang membuat Tuhan murka (Bil. 4:14)!
Tuhan membentuk Musa dalam proses ketaatan setahap demi setahap. Melalui semua proses yang tidak mudah ini, Musa makin mengenal siapa Tuhan yang ia sembah dan layani. Hal apa yang paling menghambat Anda untuk taat kepada perintah dan panggilan Tuhan? Seiring dengan Tuhan membentuk, kiranya kita bertumbuh dalam ketaatan kepada Tuhan dalam segala hal. Tuhan memberkati (YJ).
[1]Warren W. Wiersbe, Be Delivered: Finding Freedom By Following God (Colorado Springs: David C. Cook, 2010), 25-27.