Allah Sebagai Hakim
by GPBB · Published · Updated
Allah dalam Kekristenan seringkali digambarkan sebagai Allah yang mengasihi. Kristus yang adalah Allah Anak bahkan mati bagi manusia. Itu bukti bagaimana besarnya kasih Allah kepada manusia. Tetapi Alkitab juga mencatat bahwa Allah juga menghakimi (1Pet 1:17). Allah bahkan akan memberikan penghakiman terakhirnya kepada setiap manusia pada zaman akhir nanti (Wahyu 20:4-6; 11-15). Mengapa Allah menghakimi? Karena selain Allah adalah kasih, Ia juga adalah Allah yang adil, dan kedua hal ini tidak bertentangan dalam diri Allah.
Apa aplikasi moral dari keadilan Allah yang akan mendatangkan penghakiman (termasuk penghakiman terakhir)? Wayne Grudem dalam buku Systematic Theology menuliskan pengaruh positif atas kesadaran bahwa Tuhan akan menghakimi:
- Memuaskan rasa keadilan kita akan kebutuhan keadilan di bumi. Pada akhirnya Allah akan menghakimi orang yang jahat, sekalipun kejahatan seseorang tidak diketahui atau tidak dihukum karena kejahatannya
- Memampukan kita mengampuni. Biarlah Allah yang menghakimi tidak perlu kita (Rm 12:19). Dan tugas kita sama seperti Kristus dan Stefanus justru meminta pengampunan kepada Tuhan bagi orang-orang yang akan membunuh mereka (Luk 23:34; Kis 7:60)
- Memotivasi untuk hidup benar dan melayani Dia. Mari “mengumpulkan harta di Sorga” (Mat 6:20) dan “membangun” di atas dasar yang adalah Kristus yang akan tahan uji (1Kor 3:11-13)
- Memotivasi untuk melakukan penginjilan supaya orang-orang mengenal Tuhan. Dari masa Perjanjian Lama seruan untuk bertobat telah diperdengarkan, “Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati hai kaum Israel? “ (Yeh 33:11) Juga dalam Perjanjian Baru, ”Ia sabar kepada kamu dan Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2Pet 3:9)
Mari kita mengingat keadilan Allah yang nantinya akan diwujudkan dengan penghakiman Allah karena hal itu memastikan akan terwujudnya keadilan, membuat kita lebih leluasa mengampuni dan mendorong kita hidup benar dan lebih giat menginjili orang-orang yang belum percaya. (djh)
Image courtesy of Vecteezy