Apa saran kepada orang yang sedang mengalami fase kemandegan?
by ADMIN · Published · Updated
Q) Apa saran kepada orang yang sedang mengalami fase kemandegan?
A) Kemandegan atau stagnancy adalah kondisi di mana seseorang tidak lagi mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Kemandegan rohani dengan demikian berarti tidak maju atau tidak bertumbuh secara rohani. Ada beberapa dimensi kemandegan ini dan saya akan mengusulkan upaya mengatasinya:
1. Adanya keinginan mengalami sesuatu yang “wah” secara rohani. Saat teduh tidak indah lagi. Ibadah jadi hambar dan seterusnya. Jadi ini seperti bermain game, judi dll, ingin ada peningkatan merasakan atau mengalami yang “wah” tadi. Hal ini secara psikologis seperti “ketagihan” dan semakin hari butuh dosis yang lebih berat. Secara kerohanian, hal ini terkait dengan egosentrisme, pemusatan pada diri. Saya mau menikmati dan nyaman. Dengan demikian perasaan semacam ini stagnancy ini perlu melatih diri untuk mensyukuri hal-hal kecil seperti ketika bersaat teduh, dapat 1 poin saja bisa bersyukur. Ketikan menyanyi satu lagu dalam ibadah dan merasakan hadirat Tuhan walau sesaat mesti dinikmati dan disyukuri. Tidak perlu kita selalu dan sering mengalami sesuatu yagg wah dan intens.
2. Rutinitas bisa menimbulkan kejenuhan dan dalam jangka Panjang kemandegan. Disiplin rohani seperti saat teduh, doa, ibadah kadang kurang bisa dinikmati lagi. Wilayah pribadi semacam saat teduh dan doa bisa dibuat bervariasi, baik dari segi bahan, cara, waktu dan tempat. Dengan demikian akan menolong mendapatkan kesegaran. Yang kedua terkait dengan disiplin rohani yang rutin adalah di awal kita sungguh-sungguh mesti berdoa menyerahkan diri dengan sikap mencari Tuhan. “ketuklah maka pintu akan dibukakan, carilah maka kamu akan mendapatkan”
3. Di titik paling mandeg, saya usulkan kita berkilas balik: lihat bagaiman Tuhan bekerja dalam hidup Anda, mulai dari banyak berkat dan penyertaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari, bisa selesai studi, bisa bekerja, bisa berumah tangga, sembuh dari sakit, dijaga dari mara bahaya dan lain-lain. Juga di area kerohanian menjadi penting: ingat-ingat dan syukuri bagaimana Anda bisa percaya kepada Tuhan Yesus. Bisa juga kilas balik momen di mana Anda merasa kerohanian paling cepat bertumbuh dan pelajari mengapa waktu itu pertumbuhan terjadi dengan pesat. Mintalah Tuhan memberikan hati yang sama seperti saat itu. Dan jika memungkinkan coba jalani lagi disiplin atau kegiatan rohani seperti saat itu.
4. Dimensi sosial juga perlu diperhatikan. Komunitas rohani atau sahabat rohani bisa menolong kita terhindar dari kemandegan. Sahabat rohani bisa mendukung Anda dalam doanya dan nasihatnya dan menjadi pendengar kesulitan Anda, termasuk mensharingkan ketika Anda merasa mandeg. Ketika saling sharing Anda bisa saling menguatkan juga.
5. Terakhir, bacalah atau pelajari dari sumber lainnya kisah-kisah hidup pahlawan rohani. Hal ini bisa menggetarkan kembali semangat kerohanian Anda dan memberi inspirasi. Terutama ketika melihat para pahlawan ini menyerahkan hidupnya dan berjuang bagi Tuhan: para misionaris, para hamba Tuhan, para professional yang cinta Tuhan, mereka yang mengalami kesulitan dan penderitaan yang luar biasa tetapi tetap setia kepada Tuhan.
Pada akhirnya mari kita mengimani janji Tuhan: “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 29:13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, 29:14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan e keadaanmu” (Yeremia 29:12-14). Selamat bertumbuh kembali! (djh)