Apakah artinya “Tuhan beserta dengan kita”, jika Dia mengizinkan kegagalan, kebingungan, malu, dsb atas kita?
by ADMIN · Published · Updated
Q) Apakah artinya “Tuhan beserta dengan kita”, jika Dia mengizinkan kegagalan, kebingungan, malu, dsb atas kita?
A) Allah beserta dengan kita dari kata Ibrani Immanuel: "God is with us". Immanuel terdiri dari dua kata Ibrani: El, artinya Allah dan Immanu, artinya "beserta kita", "bersama kita" atau "dengan kita. Secara umum Immanuel berarti:
(1). Allah tinggal di dalam hidup kita sebagai TUHAN dan Tuan. 1 Korintus 6:19, “Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah. Dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri.” Karena Allah beserta kita maka konsekuensinya adalah Dia selalu mengawasi kita sehingga kita seharusnya lebih berhati-hati menjalani kehidupan ini dan memakai tubuh kita dengan benar. Roma 13:14, “Janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Jadi Allah beserta kita tidak sama sekali berarti Allah adalah pembantu kita, karyawan kita, yang akan selalu memenuhi dan melayani semua kebutuhan kita atau body guard kita yang akan selalu melindungi kita dari segala kejahatan, penderitaan dll. Allah beserta kita tidak menjadi Allah dibawah kendali kita manusia dan kita perintahkan Allah untuk jauhkan kita dari kegagalan, kebingungan dan malu dll.
(2). Allah membentuk dan mentransformasi hidup kita. Karena Dia beserta kita maka seharusnya bagaimana kita menanggapi dan menjalani kehidupan kita secara bermakna, berhati-hati sehingga tidak mendukakan hatiNya. Allah beserta kita seharusnya menjadikan hidup kita rapi, baik, sopan dan berpendidikan. Mazmur 18:33, “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setiaNya.”
Jadi Allah beserta kita tidak sama sekali berarti Allah menjamin dan memenuhi semua keinginan kita. Allah beserta kita adalah perihal pembentukkan karakter dan moralitas hidup kita (Roma 12:1-2) Jika pimpinan/boss kita ada beserta kita, jika presiden ada beserta kita, jika suami atau isteri kita ada beserta kita, mungkinkah kita bekerja atau hidup dengan sembarangan? Permintaan kita belum tentu dikabulkan oleh boss atau presiden tetapi paling tidak kita tidak akan hidup dengan sembarangan termasuk dalam berkata, berpakaian, bertindak, dll. Apalagi jika Allah beserta kita.
(3). Allah menyertai kita dalam setiap masalah atau situasi tertentu. Matius 28:20, “…Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman.” Allah beserta dengan kita untuk memastikan bahwa Ia akan selalu menguatkan kita, menghibur kita, membangunkan kita kembali dari kejatuhan dan kegagalan untuk tetap semangat. Tuhan tahu kehidupan di dunia banyak tantangan dll, tetapi Ia menjamin IA menguatkan kita dalam segala situasi. Mazmur 37:24, “Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” Amsal 24:16, “Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia akan bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.” Allah beserta kita tidak ada kaitannya dengan jaminan kepuasan hidup dalam materi. Allah beserta kita jangan didistorsi filosofi materialism atau superiorisme.
Seringkali Allah mengizinkan kegagalan, kebingungan, malu, dsb atas kita untuk sebagai “wake up call” menyentak, mengagetkan atau menyadarkan kita bahwa kita sudah salah jalan, dan kita harus bertobat. Kegagalan bukan bencana; Salah jalan bukan aib memalukan. Tetapi akan menjadi bencana jika kita tidak bangkit Kembali. Akan menjadi aib memalukan jika kita tidak bertobat. Allah beserta kita tidak menjamin kegagalan, kebingungan, malu, dsb tidak menimpa kita, tetapi Allah berjanji akan menguatkan kita untuk bangkit dan semangat menjalani kehidupan kembali. Mazmur 145:14, “TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh, dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.” Semoga menjawab. Tuhan memberkati. (J.Th)