Bukan Sekedar Mengulang Tahun
“Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.” (Ibr 5:14)
Bulan ini beberapa negara yang dekat dengan kita merayakan hari ulang tahunnya. Pada tanggal 9 Agustus, Singapura merayakan hari jadinya yang ke-49. Salah satu program pemerintah dalam rangka perayaan tahun ini adalah dengan meluncurkan Pioneer Generation Package. Paket ini adalah sebuah jaminan layanan kesehatan kepada rakyat senior Singapura sebagai ucapan terima kasih bagi jasa para generasi perdana ini ketika Singapura baru saja berdiri sebagai negara merdeka.
Delapan hari kemudian, Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-69, yang tahun ini ditandai dengan pemilihan presiden yang baru yang akan menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden-terpilih yang baru ini melambangkan harapan yang baru bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi tahun-tahun yang akan datang.
Gereja kita, GPBB, juga berulang tahun di bulan ini, tepatnya ulang tahun yang ke-19. Usia yang tidak muda lagi, dimana seorang diharapkan sudah bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa. Umur yang bertambah berarti tanggung jawab yang bertambah pula. Jangan sampai usia yang bertambah ini tidak diikuti oleh pertumbuhan kita di dalam iman. Itulah yang disesali oleh penulis surat Ibrani ketika ia melihat jemaat penerima surat ini. Jika ditinjau dari sudut waktu, seharusnya mereka sudah menjadi pengajar. Namun yang terjadi adalah mereka justru masih perlu diajari lagi hal-hal yang mendasar mengenai penyataan Allah. (Ibr 5:11-14)
Hal ini penting kita ingat agar kita bukan sekedar mengulang tahun ketika kita merayakan hari ulang tahun gereja kita ini. Mari kita merefleksikan apakah kita terus bertumbuh menuju kedewasaan di dalam Kristus, ataukah kita terus stagnan dan tidak mau lepas dari makanan bayi. Selamat merenung sembari mensyukuri kasih setia Tuhan yang tidak pernah berkesudahan bagi gereja kita dan setiap diri kita di dalamnya. Dirgahayu GPBB! (SH)