Cara Allah Memimpin Jalan Umat-Nya (Keluaran 13-14)
by GPBB ·
Cara Allah Memimpin Jalan Umat-Nya (Keluaran 13-14)
Ketika kita melakukan perjalanan, pada umumnya akan memilih jalan terdekat, termudah, terlancar dan tercepat. Dengan demikian kita akan cepat sampai tujuan. Dalam awal perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian (Kel 13-14), Allah memilihkan jalan yang berbeda: Bukan jalan dekat, mudah, lancar dan cepat. Ia memilihkan cara berjalan yang lain bagi bangsa Israel:
- Jalan berputar. Dalam Keluaran 13:18 disebutkan “Allah menuntun bangsa itu berputar”. Mengapa demikian? Karena Allah tahu bahwa bangsa Israel bisa takut untuk langsung berperang dengan bangsa-bangsa di daerah Filistin/Kanaan dan jangan-jangan mereka ingin berbalik lagi ke Mesir (lihat ay. 17, 19). Dengan demikian bangsa Israel diberi waktu untuk mengkonsolidasi diri dan menyiapkan diri jika harus perang dengan banga-bangsa Kanaan nantinya
- Jalan mundur. Dalam Keluaran 14:2 Allah memerintahkan bangsa Israel untuk “balik kembali”. Mundur seolah membuat bangsa Israel tidak maju. Tetapi Allah memerintahkan hal ini untuk mengelabui Firaun agar menyangka mereka tersesat (ay. 3). Ini adalah strategi Allah untuk nantinya menghukum kembali Firaun dan angkatan perangnya. Hal ini juga untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan sehingga orang Mesir tahu bahwa Dialah TUHAN (ay. 4)
- Jalan buntu. Dalam Keluaran 14:9-12 bangsa Israel terjepit antara tepi laut dan angkatan perang Mesir. Ini adalah jalan buntu! Tetapi Allah memberikan janji penyertaan-Nya melalui Musa: “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja” (ay. 14). Jalan buntu adalah kesempatan Allah yang bertindak, kita hanya perlu berdiam dan bersabar menunggu Allah yang bekerja.
- Jalan berbahaya. Bangsa Israel “berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering” (14:16b, juga ay. 22 dan 29). Mereka berjalan di laut yang dengan air di kiri kanan. Pasti ada rasa takut karena jangan-jangan airnya Kembali menyatu dan menenggelamkan mereka, belum lagi angkatan perang Mesir mengejar di belakang. Hal ini Allah lakukan supaya “Aku menyatakan kemuliaan-Ku” (ay. 17), dan akibatnya “takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu” (ay. 31). Jalan berbahaya adalah momentum kita melihat kemuliaan Tuhan dan diteguhkan lagi iman kita kepada Tuhan!
Bagaimana perjalanan Anda saat ini? Apakah berputar, mundur, buntu atau berbahaya? Jika Anda merasa seperti demikian, percayalah bahwa ada maksud Tuhan yang indah pada akhirnya. Jalan yang Ia tunjukkan dan berikan pada kita akan membawa kita pada kemuliaan-Nya dan menolong kita untuk makin percaya kepada-Nya! (djh)