CONSUMMATION: The World Sustainability into our hands – God with us and His creation
by ADMIN · Published · Updated
Merawat bumi dan segala isinya untuk kembali sesuai dengan worldview Allah sejak awal bukan hal mudah, tetapi bukan hal yang mustahil. Hal ini dipastikan oleh karena kuasa dosa yang merusak dan menghancurkan kehidupan manusia dan alam semesta telah dipatahkan oleh kuasa kebangkitan Kristus. Maut tidak lagi memiliki sengatnya. Alkitab menggambarkan demikian: “Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut, dimanakah sengatmu?” (1Kor.15:54-55). Ketika maut telah dikalahkan oleh kuasa kebangkitan Kristus, maka yang tinggal ialah kehidupan yang makin lestari. Kehidupan yang demikian ialah kehidupan bersama Allah, dalam rencana Allah, dalam relasi yang harmonis dengan Allah, dengan diri, dengan sesama dan alam ciptaan-Nya. Sebuah kehidupan tanpa dosa yang menguasai, sebuah kehidupan yang berkelimpahan. Hidup yang kekal.
Pengharapan ini adalah pengharapan eskatologis, yaitu sampai Kristus datang kembali. Sebuah pengharapan yang bersama-sama dimiliki oleh seluruh ciptaan Allah. Sambil menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali, Allah ingin kita merawat keberlangsungan alam ciptaanNya.
Allah telah memberikan contoh nyata tentang hal ini. Ia datang dan hadir bagi kita dalam diri Imanuel, Allah beserta kita. Di dalam keterpurukan dunia, Allah tidak meninggalkan dunia dan isinya. Sebaliknya, Ia merangkulnya dan mengasihinya. Ia hadir bagi dunia dan isinya di dalam Kristus. Maka panggilan yang sama Allah berikan kepada kita.
“MEMBALUT MEREKA YANG TERLUKA, MEMBELA MEREKA YANG TERTINDAS DAN TERPINGGIRKAN, MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA OLEH KARENA MEREKA ADALAH GAMBAR-GAMBAR ALLAH DALAM DUNIA INI. KITA MENJADI IMANUEL BAGI SESAMA KETIKA KITA HADIR DI TENGAH KESEPIAN SESAMA, MEMBAWA KRISTUS YANG MEMULIHKAN DAN MEMBERI PENGHARAPAN.”
Karena Allah telah hadir bagi kita di dalam diri Imanuel, Ia mau kita juga hadir bagi sesama dan bagi dunia ini. Kita hadir bagi sesama ketika kita menjadi perpanjangan kasih dan kehadiran Kristus bagi mereka yang membutuhkan. Membalut mereka yang terluka, membela mereka yang tertindas dan terpinggirkan, membangun sumber daya manusia oleh karena mereka adalah gambar-gambar Allah dalam dunia ini. Kita menjadi Imanuel bagi sesama ketika kita hadir di tengah kesepian sesama, membawa Kristus yang memulihkan dan memberi pengharapan. Allah ingin kita juga melakukan hal yang sama bagi dunia ini. Allah meletakkan keberlangsungan dunia ini di tangan kita, sambil kita menantikan langit dan bumi yang baru di mana “seluruh bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut” (Hab.2:14) (yj).