Dalam Nama Yesus
Dalam transaksi jual-beli, terkadang kita membutuhkan bantuan seorang perantara. Si perantara ini dapat mewakili pihak penjual, pihak pembeli, atau bahkan keduanya. Ia akan menyampaikan kebutuhan pihak yang diwakilinya dan berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan yang terbaik bagi pihak yang diwakilinya ini.
Setiap minggunya, ketika kita menaikkan pokok-pokok doa syafaat kita, baik itu kebutuhan pribadi, gereja, maupun bangsa kita, sebenarnya kita sedang mewakili sesama kita di hadapan Allah. Kita menjadi ‘perantara’ antara Allah dengan sesama kita. Apa yang menjadi kebutuhan sesama kita, kita sampaikan kepada Tuhan.
Itulah salah satu fungsi jabatan imam dalam kehidupan beragama bangsa Israel, yang dipegang oleh keturunan Harun dan orang-orang dari suku Lewi. Seorang imam bertugas untuk mewakili umat Tuhan di hadapanNya. Ia akan mempersembahkan berbagai macam korban kepada Allah, baik itu ketika umat Israel ingin menaikkan syukur atau menyampaikan pengakuan dosa mereka. Sekali setahun, Imam Besar juga akan mengadakan pendamaian bagi seluruh umat Israel. Meskipun demikian, sebelum mereka mengadakan pendamaian bagi Israel, Harun dan imam-imam besar lainnya perlu terlebih dahulu mengadakan pendamaian bagi diri mereka sendiri. Hal ini mengingatkan kita bahwa Harun dan imam-imam besar yang lain tetaplah manusia yang tak lepas dari keterbatasan dan kesalahan mereka masing-masing. (Im 16:1-22)
Karena itu, Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi dari pada Harun. Jika Harun dan imam-imam besar lainnya perlu mempersembahkan korban setiap harinya, maka Yesus mempersembahkan diriNya sebagai korban, satu kali untuk selama-lamanya. Ia adalah Imam Besar yang tak bercacat dan tanpa noda. (Ibr 7:26-27)
Jemaat sekalian, sekarang kita memiliki Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di surga. Ialah yang akan mewakili kita di hadapan Allah. Bukan hanya itu saja. Kristus juga adalah Imam Besar yang senantiasa menaikkan doa-doa bagi kita di hadapanNya. (Rm 8:34) Karena itu, dengan keyakinan teguh akan Kristus Sang Perantara kita yang agung itu, mari kita naikkan doa-doa kita demikian, “Doa ini kami panjatkan dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus…” (SH)