GEREJA MISIONAL
Dalam gereja-gereja di Indonesia, istilah gereja missioner merupakan istilah yang cukup popular. Cukup banyak gereja yang memasukkan istilah ini dalam visi-misinya. Arti dasar dari gereja missioner secara popular adalah gereja melakukan pekerjaan misi dan penginjilan.
Gereja misioner pada umumnya melalukan upaya penginjilan. Biasanya dilakukan dengan penginjilan massal berupa KKR atau kebaktian kebangunan rohani disertai tantangan untuk menerima Tuhan Yesus baik dalam ibadah umum atau pun ibadah khusus. Bisa juga merupakan penginjilan pribadi dimana hamba Tuhan dan jemaat tertentu yang telah dilatih melakukan penginjilan kepada orang-orang di rumah sakit, lingkungan keluarga dan bahkan orang yang sama sekali tidak dikenal.
Gereja missioner juga biasanya melakukan pekerjaan misi tertentu. Bisa misi lintas budaya ke daerah yang belum/kurang terjangkau Injil dengan mengirimkan tenaga misi atau hamba Tuhan tertentu. Bisa juga misi perkotaan yang biasanya menjangkau masyarakat marginal di daerah perkotaan.
Kesamaan dari penginjilan dan pekerjaan misi semacam di atas adalah hanya dikerjakan segelintir orang! Tim misi, bidang misi atau komisi misi, misionaris atau orang-orang yang telah dilatih penginjilan pribadi. Sebagian besar jemaat lain dalam gereja misioner semacam ini hanya terbatas mendukung melalui doa dan dana.
Apa bedanya dengan gereja misional? Istilah gereja misional dipopulerkan oleh sekelompok ahli misiologi yang tergabung dalam Gospel and our Culture Network (GOCN) pada tahun 1980-an. Mereka menyatakan bahwa misi itu dimulai dari Allah Tritunggal (mission dei): Allah Bapa mengutus Sang Anak ke dalam dunia. Allah Tritunggal kemudian mengutus murid-murid Kristus ke dalam dunia. Murid-murid Kristus pada masa sekarang ini adalah kita, yaitu orang-orang percaya. Dengan konsep ini semua orang percaya diutus ke dalam dunia, bukan hanya kelompok misionaris atau tim/komisi/bidang misi saja. Setiap pribadi dalam gereja diutus keluar dari gerejanya menjadi “misionaris” di lingkungannya masing-masing untuk menyatakan Kristus kepada lingkungannya. Tidak harus berupa penginjian pribadi jika tidak memungkinkan tetapi kehadiran kita dirasakan sebagai kehadiran Kristus dalam lingkungan kita. Konsep ini mendapat penerimaan luas di kalangan pemikir misi dan pemimpin gereja di Amerika. Sehingga istilah misional di budaya Kristen Amerika menjadi begitu popular. Perhatikan kutipan berikut: “Today, everyone wants to be missional. Can you think of a single pastor who is proudly anti-missional?” dalam “Defining Missional” (https://www.christianitytoday.com/pastors/2008/fall/17.20.html).
Pada bulan misi GPBB ini mari kita mengevaluasi diri apakah konsep kita masih gereja misioner yang dikritisi Gerakan gereja missional atau kita mengarahkan diri menjadi gereja yang misional: bukan sekedar mengutus orang, membiayai, mendoakan misionari dan pekerjaan misi tertentu, tetapi kita sendiri, yaitu tiap jemaat menjadi misionarisnya Allah bagi dunia sekitar kita. Jika kita mulai menghayati pemahaman ini, apa yang akan saudara kerjakan dalam kehidupan saudara di rumah, tempat usaha/kerja/studi? Mari mulai memikirkannya dan menjadikan diri kita sendiri misionarisnya Allah. (DjH)