Hidup Tanpa Melawan (Kisah Para Rasul 6:8-15)
by GPBB · Published · Updated
07 Juni 2020
Signifikansi Pribadi Stefanus: Stefanus adalah diaken dan martir pertama, yang menandai transisi peran gereja dalam misi Kristus. Dialah yang pertama melakukan mukjizat dan tanda, selain Yesus dan Para Rasul. Dia memiliki peran yang penting dalam sejarah gereja mula-mula, dikarenakan kualitas yang demikian: (1) penuh iman dan Roh Kudus, (2) penuh karunia dan kuasa, (3) berhikmat dan dipimpin Roh ketika berbicara. Ada paralelisme antara apa yang terjadi pada kehidupan Yesus and Stefanus. Stefanus menerima karunia, yang merupakan inisiatif dari Tuhan, dalam bentuk kemampuan berbicara. Di bagian lain, karunia diberikan Tuhan untuk pelayanan. Kepenuhan Roh Kudus ditentukan oleh seberapa bergantung kita kepada Tuhan dan seberapa mau kita menyerahkan diri untuk dipimpin-Nya. Buah-buah Roh (Gal 5:16-26) menjadi penampakan dan tandanya.
Pergumulan Stefanus: Tantangan adalah dari orang Libertini, yaitu dari kalangan budak yang telah bebas yang memeluk Yudaisme. Mereka terusik karena ada dari golongan mereka yang menjadi Kristen. Mereka melemparkan tuduhan bahwa Stefanus menghujat Allah dan Musa dan mau merubah adat istiadat Yahudi. Karena itu mereka mengumpulkan saksi palsu terhadap Stefanus. Bersama dengan para pemimpin agama di Mahkamah Agama, mereka tidak melihat perubahan yang terjadi sebagai kesempatan untuk menjadi lebih baik, tapi malah menjadi galau dan menindas sang pembawa perubahan. Demikianlah ketika kita mengantisipasi masa depan ditengah-tengah COVID-19, kita harus melihatnya sebagai kesempatan untuk menjadi lebih baik, dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bergereja.
Kesimpulan: Wajah Stefanus bercahaya, seperti Musa (Kel 34:29-35). Dengan demikian Lukas seolah menunjukkan bahwa ia bukannya menghujat Tuhan dan melawan Taurat, seperti yang dituduhkan, tapi ia justru menggenapinya. Sebagai umat Tuhan kita perlu memberi diri dipimpin Tuhan dan memanfaatkan perubahan untuk menjadi semakin baik.
(Pdt. Djeffry Hidajat)