Hidup Tanpa Menyerah (Kisah Para Rasul 5:17-42)
by GPBB · Published · Updated
17 Mei 2020
John C. Maxwell, merupakan trainer dan konsultan kepemimpinan. Di suatu training, ada pertanyaan kepada istrinya apakah dia bahagia memiliki suami yang hebat. Istri Maxwell menjawab bahwa kebahagiaannya tidak digantungkan kepada Maxwell karena dia manusia yang terkadang lemah. Hal dalam diri tidak boleh tergantung pada kondisi luar. Epictetus, seorang filsuf berkata “It’s not what happens to you, but how you react to it that matters.”. Hal ini sejalan dengan buku mengenai Adversity Quotient yaitu daya tahan dalam menghadapi perjuangan dan kesulitan kehidupan. Hal-hal ini merupakan common wisdom bagi orang Kristiani dan non-Kristiani untuk tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan.
Hidup Kristiani memiliki alasan lainnya untuk tidak menyerah. Kesulitan murid di Kisah Para Rasul adalah ketika para pemimpin agama iri hati dan menangkap, memenjarakan dan mengadili murid-murid. Para rasul tidak menyerah karena mereka T-A-A-T / O-B-E-Y.
T - ahu panggilan Tuhan dalam hidup / O - wn a calling from God
Pergi ke bait suci dan beritakanlah Injil di sana merupakan panggilan bagi murid yang dijalankan secara konsisten. Apakah panggilan Tuhan dalam hidupmu? Tidak harus jadi pendeta atau preacher, asal meyakini bahwa panggilanmu adalah dari Tuhan, bisa sebagai anak, orang tua, atau businessman. Hidup ini adalah panggilan dari Tuhan dan perjuangan ini diizinkan oleh Tuhan yang harus dijalankan.
A - rahkan pandangan kepada Tuhan / B - e mindful of God direction
Gamaliel, pemuka agama yang dihormati dari orang banyak memandang Yesus seorang yang berbeda dari orang-orang lain yang mengaku sebagai Mesias, Dia mengajar disertai mujizat dan tanda. Gamaliel berkeyakinan kalau Yesus dari Tuhan, pengikutnya tidak bisa dilenyapkan. Buat kita, melihat kepada Tuhan bisa menjadi kekuatan.
A - lami Tuhan / E - xperiencing God
Murid-murid mengalami kehidupan bersama Tuhan: merekalah saksi (melihat sendiri) kematian dan kebangkitan Yesus. Mereka melakukan hal tersebut karena tahu pada akhirnya mereka akan hidup bersama Tuhan, dan ini memberikan mereka kekuatan. Kita pun juga harus mengingat kejadian-kejadian hidup kita di mana Tuhan bersama kita, dan menjadikan ini sebagai kekuatan bagi kita. Mereka malah bergembira dalam kesulitan menghadapi pemimpin agama Yahudi karena dianggap layak menderita demi Tuhan. Janganlah hidup hanya kognitif, tetapi rasakan dan alami Tuhan.
T - aat kepada Tuhan / Y - ield to God’s will
Ketika mereka dibebaskan, mereka langsung menyebarkan kitab suci dan ditangkap lagi. Ini karena mereka menghayati bahwa mereka harus lebih taat kepada Tuhan daripada manusia dan tidak takut untuk mati. Selalu konsisten dan taat memberitakan tentang tuhan.
True success is obeying God, bukan rumah besar, uang banyak atau keluarga harmonis.
(Pdt. Djeffry Hidajat)