Hidup yang Inside-out (Markus 7:1-23)
by GPBB ·
Hidup yang Inside-out (Markus 7:1-23)
“Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." Markus 7:15
Konteks dari ayat di atas adalah kritikan serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat yang mempertanyakan Yesus dan murid-murid yang makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu (ay. 5). Jawaban langsung Tuhan Yesus terhadap hal ini adalah bersumber dari Yesaya 29:13 yaitu "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." (Markus 7:6-8). Tuhan Yesus menekankan masalah hati, bukan semata tindakan di luar. Inilah yang dimaksud menghidupi Kekristenan kita secara inside-out, dari dalam keluar. Bukan tindakan dan perilaku semata yang penting, tetapi semua itu muncul dari hati yang mau taat kepada Tuhan. Baik itu dalam hal ritual dan ibadah maupun tindakan lainnya. Penjelasan lebih lanjut tentang hal ini terdapat ay. 21-23: “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul pikiran jahat” dan kemudian Tuhan Yesus mendaftarkan 6 tindakan jahat dan 6 sikap hati yang jahat. Semua mulainya dari hati, dari dalam keluar!
Ada hal penting bagaimanana mengaplikasikan konsep inside-out ini yaitu mengerti “mengapa” dalam “melakukan sesuatu”. Janganlah berkata: “yang penting sudah melakukan,” tetapi belajarlah mengapa hal itu harus dilakukan. Misalnya, mengetahui mengapa ada rangkaian liturgi dengan urutan tertentu dan detil liturgi tertentu, menolong kita menghayati dan menjalankan ibadah secara liturgikal, bukan hanya sekedar yang penting saya mengikutinya. Mengerti “mengapa-nya” menolong kita menikmati “menjalankannya”. Mengerti konsep hari Sabat yang buat orang Kristen dirayakan setiap hari minggu, yaitu untuk beristirahat dan beribadah. Hal ini menolong kita untuk menikmati setiap hari Minggu bukan cuman sekedar menikmati hari libur dan tidak bekerja.
Hal kedua adalah penting untuk menjaga hati, yaitu pusat kehidupan manusia berdasarkan konsep Yahudi. Hati yang tertuju kepada Tuhan dan berpusatkan Tuhan. Dan hal ini bisa dipelihara dan dijaga dengan Firman Tuhan: “Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu.” (Ayub 22:22, juga Mzm 22:26; Mzm 119:9). Mari hidup inside-out, yaitu hati yang dipenuhi Firman yang memunculkan semua hal yang baik yang diperkenan Tuhan! (djh)