IMMANUEL: ALLAH YANG BERELASI
by GPBB ·
Salah satu hal penting berkaitan dengan Allah Tritunggal adalah dimensi relational dalam diri Allah Tritunggal yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah tidak sendirian sejak dari mulanya. Allah di dalam ke-Tritunggalannya saling berelasi satu dengan yang lain. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah juga ingin membangun relasi dengan manusia ciptaan-Nya. Manusia menjadi obyek kasih Allah sekaligus diharapkan manusia menjadi subyek yang mengasihi Allah.
Demikian juga ketika Allah menciptakan manusia segambar dan serupa Allah (Kejadian 1:27) menyebabkan manusia mempunyai natur relational: membutuhkan berelasi dengan yang lain, baik dengan Allah sang Pencipta, maupun dengan manusia lainnya.
Hanya sayangnya kejatuhan manusia dalam dosa membuat manusia mempunyai hambatan untuk berelasi. Manusia dalam keberdosaan-Nya sulit untuk mengenal dan membangun relasi yang seharusnya. Allah dari masa ke masa terus berusaha menyapa manusia supaya manusia memungkinkan untuk berelasi dengan-Nya, baik pada zaman Nuh, Abraham, Musa dan Daud. Tetapi manusia gagal merespon kasih Allah dan uluran tangan untuk membangun relasi seutuhnya secara maksimal (“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita melalui perantaraan para nabi” Ibrani 1:1).
Kedatangan Kristus, sang Allah Anak, ke dalam dunia dalam inkarnasinya menegaskan kembali bahwa Allah ingin berelasi dengan manusia (“maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibrani 1:2). Allah ingin beserta kita, Immanuel (Matius 1:23)! Kehadiran Kristus di bumi memungkinkan manusia mengenal Allah dengan lebih nyata. Hal inilah yang dialami orang-orang yang pertama-tama berjumpa Kristus dalam konteks kelahiran-Nya, baik Maria dan Yusuf sebagai orang tua Yesus, para gembala, orang-orang Majus dan yang lainnya. Kemudian yang berelasi secara intens dengan Yesus Kristus terutama adalah para murid. Dari para murid inilah kita mendapat kesaksian bagaimana kita dapat berelasi dengan Allah melalui Kristus.
Dalam suasana natal 2023 ini, pertanyaan yang menjadi perenungan kita adalah bagaimana respon kita terhadap Allah Imanuel: Allah yang mau beserta dengan kita? Apakah kita rindu membangun relasi dengan Allah terus menerus? Yang kedua: bagaimana hubungan kita dengan orang-orang yang ada di dekat kita seperti keluarga dan teman, bagaimana hubungan kita dengan mereka? Apa yang bisa kita perbuat agar relasi kita dengan mereka menjadi semakin dekat? Selamat membangun relasi dengan Allah dan orang-orang dekat kita! (djh)
Image courtesy of https://beyondpositivethinking.org/