KEPALA
“…untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” (Efesus 1:10)
Bentuk pemerintahan negara-negara di dunia secara umum dapat dibagi menjadi dua jika dilihat dari relasi antara kepala negara (head of state) dengan kepala pemerintahan (head of government). Dalam sistem presidensial, kepala negara dan kepala pemerintahan ditempati oleh orang yang sama, seperti misalnya di Amerika Serikat dan Indonesia. Di sisi lain, dalam sistem parlementer, kepala negara biasanya lebih memiliki fungsi seremonial, yaitu sebagai simbol kedaulatan dan kesatuan negara, sementara tanggung jawab pemerintahan sehari-hari dijalani oleh kepala pemerintahan, yaitu biasanya seorang Perdana Menteri, seperti misalnya di Inggris Raya dan Singapura. Dalam sistem ini, sang kepala negara biasanya tidak terlibat di dalam politik praktis, dan karena itu popularitasnya tidak tergantung preferensi politik partisan musiman. Ada pembedaaan yang jelas: kepala negara adalah wakil dan lambang dari negara, sementara kepala pemerintahan adalah wakil dan lambang dari pemerintah.
Dalam teologi Kristen, ada berbagai macam perspektif yang dapat digunakan untuk memaknai penebusan dosa Kristus, dan salah satunya adalah teori rekapitulasi (yang berasal dari kata caput dalam bahasa Latin yang berarti ‘kepala’), yang diasosiasikan dengan bapa gereja Ireneus dari Lyon di abad ke-2 Masehi. Dalam teori ini, Adam adalah kepala umat manusia yang pertama, dimana Adam menjadi wakil dan lambang dari seluruh umat manusia, dan kejatuhan Adam di dalam dosa juga menjadi kejatuhan setiap dari kita. Di sisi lain, Kristus adalah kepala umat manusia yang baru, dimana lewat ketaatan dan karyaNya di kayu salib Ia mendatangkan pendamaian dan pembenaran bagi umat manusia (bdk. Rm 5:12-21). Ireneus menulis, “Kristus memulai kembali riwayat umat manusia, dan menyediakan bagi kita keselamatan secara komprehensif; sehingga apa yang rusak di dalam Adam – yaitu, kesesuaian dengan gambar dan rupa Allah – dipulihkan dalam Kristus Yesus.” (Melawan Ajaran Sesat, 3.18.1)
Dengan kata lain, seluruh umat manusia dapat diwakili atau direkapitulasi (summarized) oleh dua figur, Adam dan Kristus. Adam adalah kepala dari manusia yang lama, yaitu manusia yang jatuh ke dalam dosa, sementara Kristus adalah kepala dari manusia yang baru, yaitu manusia yang memenuhi panggilan Adam mula-mula untuk hidup seturut dengan kodratnya sebagai gambar dan rupa Allah. Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita hidup di dalam Kristus, atau sesungguhnya kita masih hidup di dalam Adam? (SH)