Kuasa Pentakosta: Kotbah Petrus ( Kisah Para Rasul 2:1-40)
by ADMIN · Published · Updated
19 Jan 2020
3 Point utama di kotbah ini:
- Roh kudus yang dijanjikan dan Pribadinya sebagai Allah
- Karya Roh Kudus dalam diri Petrus
- Karya Roh Kudus dalam diri orang banyak
Di saat Pentakosta, gereja sering fokus apa yang terjadi di luar, berapa banyak yang bertobat. Namun, harusnya bukan cuma angka melainkan nilai. Terjadi dampak karena perubahan moral. Selain itu juga terdapat karunia bahasa roh. Tetapi karunia Tuhan yang paling utama adalah Roh Kudus sendiri.
Saksi Yehovah mengatakan bahwa , Yesus adalah allah kecil dan roh kudus itu kuasa. Ini merupakan hal yang salah. Pentakosta adalah saat dimana Tuhan memberikan pribadi ketiga yaitu Roh Kudus. Allah Bapa, Yesus dan Roh Kudus mempunyai satu natur. Dalam kemajemukan tunggal , terdapat kasih diantara ketiga Pribadi Allah.
Apakah bukti Roh Kudus adalah Allah? Tiga tanda:
- Angin: tiupan angin keras. Seperti Ruach yaitu roh Allah yang melayang-layang. Nefes Allah untuk memberikan kehidupan , Tuhan Yesus
- Api: tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran. Allah seringkali disimbolkan seperti nyala api seperti di saat gunung Sinai, Tuhan memberikan hukum kepada Israel.
- Bahasa-bahasa lain: Kekuatan Tuhan untuk mengacaukan dan menyatukan bahasa seperti di menara Babel.
Di saat Roh Kudus turun, terjadi tiga perubahan dalam diri Simon: perubahan identitas, perubahan karakter, dan perubahan sikap terhadap kesaksian. Dari Simon kepada Petrus, arti namanya berubah dari ilalang menjadi batu karang. Tuhan merubah Simon dari penyakit utama dia yaitu mengasihi diri sendiri. Roh Kudus juga memberi keberanian kepada Petrus untuk bersaksi.
Di saat Petrus berkotbah, 3000 orang bertobat. Di perikop ini terdapat 2 hal penting: Pertama, kata Yunani yang dipakai: katenugesan, hati mereka seperti tertusuk pisau dan mati. Maksudnya, firman Allah seperti pedang Roh yang menusuk hati mereka sedemikian dalam sehingga jiwa mereka mati. Lalu Allah menghidupkan dan memberikan hati yang baru. Inilah pertobatan sejati, bukan sekedar penyesalan. Kedua, Tenses yang digunakan: Aorist Passive Indicative, yang menunjukkan bahwa orangorang ini berada pada posisi pasif, tetapi Allah aktif bekerja dalam hati mereka dan pertobatan ini bersifat menetap (Aorist).
Seringkali kita mengeluh dalam hidup karena banyaknya ‘rumput liar’ dan tidak menikmati ‘buah’ dari kehidupan. Allah mengingatkan kita bahwa jika kita menabur dengan setia, niscaya benih akan tumbuh dan menghasilkan buah dalam hidup. Marilah kita akan terus menabur dan membiarkan Roh Kudus bekerja melalui kita. (Pr. Yudi Jatmiko)