MANUSIA LANJUT USIA
Seorang dosen SAAT pernah mengeluh, “Jangan menjadi tua di Indonesia,” begitu dia berujar. Apa maksudnya? Saya menafsirkan sebagai sebuah keluhan sosial oleh karena manusia lanjut usia (lansia) kurang mendapat tempat terhormat.
Manusia lansia katanya adalah manusia tidak produktif, cuma dianggap barang antik, lebih sering diolok-olok ketimbang dihormati. Lebih sering menjadi bahan baku lawakan ketimbang dijadikan sumber nasehat dan bimbingan. Tempat hidupnya dilokalisir di panti-panti jompo. Di sanalah mereka menunggu panggilan yang kuasa. Seorang lansia penghuni Panti Werda Kristen Hana, Ciputat, Tangerang pernah menulis puisi sbb: “Kertas tua bisa didaur ulang, besi tua bisa didaur ulang, tetapi manusia tua, bisakah didaur ulang?”
Sajak di atas bisa menjadi cerminan kefrustasian para lansia karena mereka disingkirkan dan merasa tidak berguna lagi.
Pada waktu remaja saya pernah mendengar pengkotbah berkotbah demikian:
- Umur 20-30 manusia benar-benar menjadi manusia. Maksudnya adalah lagi gagah-gagahnya. Hidup senang dengan pergaulan bebas dll.
- Umur 30-50 manusia menjadi kuda. Kerja keras, cari uang dll.
- Umur 50-60 manusia seperti monyet. Tempat tinggalnya pindah-pindah. Minggu ini di rumah anak sulung. Minggu depan di rumah menantu dll. Pindah sana, pindah sini, persis seperti monyet yang lompat sana, lompat sini.
- Umur 60-70 manusia seperti anjing. Kerjanya cuma jagain rumah, jagain cucu. Antar jemput cucu dari sekolah, dititipin kunci, disuruh jaga ini dan itu. Ah…kasihan sekali menjadi tua di Indonesia.
Sebenarnya apa kata Alkitab tentang manusia lansia?
- Manusia lanjut usia layak untuk dihormati. Imamat 19:32, “Kita harus berdiri menghormati orang yang tua dan ubanan”
- Manusia lanjut usia adalah manusia bijaksana. Ayub 12:12, “Hikmat bijaksana ada pada manusia lanjut usia”
- Usia lanjut adalah penghargaan dan berkat dari Tuhan. Amsal 16:31, “Rambut putih adalah mahkota…”
- Allah tetap mengasihi dan menghormati manusia lanjut usia. Yesaya 46:4, “Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia. Sampai masa putih rambutmu, Aku menggendong kamu…”
Ayat-ayat di atas jelas mengatakan bahwa Allah sangat menghormati manusia lansia. Di mata Allah tidak pernah satu masa usia manusia adalah masa yang percuma, tidak berguna dll. Seorang lansia bukan manusia yang cuma menunggu pemutusan hubungan kontrak hidup. Manusia lansia tetap berpotensi menjadi berkat melalui hikmat mereka, pengalaman hidup mereka, ketekunan doa-doa mereka dan tentu saja nasehat-nasehat mereka. Kita sah-sah saja menitipkan orang tua kita ke panti jompo, asalkan itu bagian dari penghormatan dan tanggung jawab kita oleh karena kita bukan ahlinya merawat manusia senja. Namun yang terjadi pada umumnya, mereka dititipkan ke panti werda cuma karena anak tidak mau repot.
Bagi saya saatnya kita membalas segala pengorbanan orangtua kita takkala mereka sudah berusia senja. Waktu kecil kita dirawat oleh orangtua kita, maka selayaknya, ketika mereka lansia, kitalah sekarang yang merawat mereka. Hormatilah ayah dan ibumu sampai lanjut usia mereka sekalipun. (J.Th)