MENGAPA KEBAKTIAN DI GEREJA?
Jangan tidak kebaktian di gereja yah!” Kalimat seperti itu sering kita dengar waktu kita masih kecil. Ucapan itu keluar dari mulut papa atau mama kita, bahkan sampai kita besarpun seringkali orang tua kita masih menasehati kita seperti itu. Kalau mood kita lagi bagus, kita rajin kebaktian di gereja tanpa mempertanyakan untuk apa ke gereja. Tetapi, kalau mood kita lagi mampet, maka kita langsung ngedumel, “Buat apa sih kebaktian di gereja, khan saya sudah dengerin kaset khotbah, khan sudah baca buku dan majalah Kristen, dan sudah saat teduh, ngapain lagi sih harus ke gereja?, lagian khotbah pendetanya ngantukin! Dan terus kita nyerocos untuk membenarkan diri tidak kebaktian di gereja.
Tetapi, tahukah anda, hadir kebaktian di gereja itu sangat penting dan berbeda dengan nonton khotbah di TV, atau baca buku rohani dll. Memang buku dan majalah Kristen atau santapan rohani harus kita baca, tetapi sifatnya hanya sebagai pelengkap rohani, bukan menu utama. Sedangkan kebaktian minggu adalah panggilan Tuhan untuk ibadah, ini baru menu utama rohani kita. Mengapa kita harus kebaktian di gereja?
- Memenuhi undangan Tuhan.
Kebaktian di gereja adalah pemenuhan undangan Tuhan. Bayangkan, betapa sedihnya kita ketika seseorang yang kita undang tidak datang. Begitu pula dengan Tuhan. DIA mengundang kita, anak-anakNya berbakti di baitNya, apalagi kita sebagai umat pilihanNya yang sudah ditebus oleh darah Kristus, harus lebih lagi berbakti di gereja (Mazmur 100)
- Diarahkan dan digembalakan.
Kebaktian di gereja akan mengarahkan kita. Ibarat domba yang perlu diarahkan dan digembalakan karena gampang tersesat, kita juga demikian. Kita perlu pengarahan bukan hanya dari gembala, dari khotbah tetapi juga dari interaksi dan ngobrol-ngobrol dengan sesama. Pandangan hidup, pikiran dan perbuatan kita serta tingkah laku kita yang tidak tepat dengan kebenaran bisa dikoreksi oleh teman-teman se gereja kita. (Ibrani 10:25)
- Memuji dan memuja TUHAN Allah Pencipta.
Kebaktian di gereja membuat kita diperbarui, dipertajam sensor hati nurani melalui firman Tuhan dan nyanyian-nyanyian pujian untuk TUHAN (Mazmur 44:8) Selain itu –ini juga penting– kita bisa bersekutu dengan sesama, melayani dan saling berinteraksi. Sesuatu yang tidak didapat ketika kita hanya nonton TV di rumah atau baca buku sendirian.
- Diproses dan dibentuk.
Kebaktian di gereja memroses kita. Ibarat segumpal tanah yang berisi emas, tanah itu masih perlu diproses dan berulang-ulang disaring agar yang tertinggal hanya emas murni. Hidup juga demikian. Melalui kebaktian, hidup kita disaring, mana yang harus dibuang dan dibersihkan sehingga yang tinggal di hidup kita hanya perkara-perkara mulia (Amsal 27:17)
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang. Tetapi, marilah kita saling menasehati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25) (j.th)