Mengapa Perjamuan Kudus GPBB, Singapura menjadi setiap bulan sekali di minggu pertama? (Bagian Akhir))
by GPBB ·
Pada umumnya (atau bahkan seluruh) Gereja-gereja Protestan (di Indonesia khususnya) hanya melakukan SPK sebanyak empat kali dalam setahun. Padahal, dalam sejarah perkembangannya, para reformator (Calvin, khususnya) menginginkan SPK dilakukan pada setiap berlangsungnya ibadah Minggu. Frekuensi empat kali dalam setahun ini bukanlah karena Calvin berubah pikiran, tetapi akibat praktik gerejawi di Belanda sesuai model Jenewa, yang sebelum kedatangan Calvin sudah dipengaruhi Zwingli dan Farel. Pemerintah kota Jenewa yang cukup berkuasa dalam kehidupan gerejawi pada saat itu memutuskan bahwa Perjamuan Kudus dirayakan tidak lebih dari hanya empat kali dalam setahun saja (berubah dari usulan tiap kebaktian). Akhirnya, demi kedamaian, Calvin mengalah, walaupun dengan hati yang sedih.
SPK jika terlalu sering diadakan setiap hari Minggu, bahkan setiap kali kebaktian memang bisa saja jemaat kehilangan tujuan SPK (4P) dan SPK bukan lagi sarana refleksi dan pertobatan tetapi ritualisme belaka.
Sebagai contoh: Rasul Paulus mengritik SPK di jemaat Korintus yang dipengaruhi oleh gaya pesta makan malam masyarakat Greko-Romawi, di mana ada kesenjangan antara anggota jemaat yang kaya dan yang miskin. Padahal seharusnya, SPK dijadikan sebagai sarana memelihara persekutuan jemaat sebagai tubuh Kristus dalam pertobatan bersama.
Jemaat Allah yang menerima roti dan anggur berarti menjadi satu tubuh dalam persekutuan Kristus bersama seluruh jemaat. Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Jemaat Korintus menuliskan, “Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu” (1 Kor.10:17).
Seberapa sering kita perlu mengadakan Sakramen Perjamuan Kudus?
- Tidak terlalu sering, tidak juga terlalu jarang.
SPK ini tentu (seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya) sebagai peringatan perjalanan hidup Yesus mulai dari sengsara, wafat, hingga kebangkitan dan kemuliaan Kristus ke surga, dan bersyukur atas penyelamatan-Nya. Nilai SPK tidak terletak pada frekuensinya tetapi pada kualitasnya. Setiap jemaat mendapat kenangan, berkat, kekuatan baru, persekutuan dengan Yesus, pengudusan, dan rekonsiliasi pembaruan janji dengan Allah, melalui Sakramen Perjamuan Kudus. “It is the duty of the disciples of Christ often to partake of the Lord’s Supper.” (Thomas Doolittle, Puritan pastor in London (1653-1707)
“Among Reformed churches, there is no agreement on how frequently the Lord’s Supper should be celebrated.” (Keith A. Mathison, Director of curriculum development for Ligonier Ministries and assistant editor of “Tabletalk” magazine, in a recent book entitled Given For You: Reclaiming Calvin’s Doctrine of the Lord’s Supper (pp. 291-297)
Most Presbyterian and Reformed churches observe the Supper on a monthly or quarterly basis, but there are others that observe it more or less frequently.
The decision has generally been left to the determination of the elders of each local church. The real questions, however, is not what our churches are doing, but what they should be doing. Calvin’s desire was that the Supper be celebrated at least weekly. Are there any grounds for such a practice?
- Tergantung Visi dan Misi Gereja Lokal (Visi H.O.M.E) (Kolose 2:6-7)
Baptisan Kudus hanya dilakukan satu kali saja, namun Perjamuan Kudus Tuhan harus dilakukan berulang kali sesering mungkin. Frekuensinya tidak ditentukan.
Jika visi dan misi GPBB adalah H.O.M.E dan 2024 adalah Evangelism maka diperlukan 4P yang kuat dari jemaat maka dipikirkan pentingnya SPK dilakukan sekali sebulan agar kotbah, pujian, dan SPK menjadi satu kesatuan yang menumbuh-kembangkan kuat kerohanian jemaat GPBB.
Beberapa pertimbangan:
- Jemaaat GPBB senantiasa memerlukan kebangunan rohani.
- Jemaat GPBB perlu terus memperbarui pertobatan dan memperkuat serta meneguhkan komitmen untuk melawan dosa.
KESIMPULAN AKHIR:
Seberapa sering kita perlu mengadakan Sakramen Perjamuan Kudus?
- Setiap hari Minggu atau sesering mungkin. (1 Kor 11:26; Kisah 20:7).
- Tiap hari pertama dalam seminggu. (Kisah Para Rasul 20:7)
- Tergantung bagaimana kebutuhan jemaat setempat (1 Kor 11:23-26)
- Tidak terlalu sering, tidak juga terlalu jarang.
- Tergantung Visi dan Misi Gereja Lokal (Visi H.O.M.E) (Kolose 2:6-7)
Atas ke lima pertimbangan tsb, GPBB memutuskan untuk mengadakan SPK sekali sebulan pada Kebaktian Minggu pertama.
(Selesai)