Mengikuti Roh atau Mengikuti Bahaya
by GPBB ·
Mengikuti Roh atau Mengikuti Bahaya ( Kisah Para Rasul 21: 1- 16)
15 November 2020
Terdapat pemuda-pemuda dari Amerika yang ingin melayani suku terasing yaitu suku Huaorani di Ekuador. Mereka melakukannya melalui aeroplane ministry dimana mereka menyapa suku tersebut melalui pesawat. Kemudian, beberapa orang pun tertarik untuk naik. Kepala suku pun memarahi mereka karena naik pesawat asing. Warga suku yang naik pesawat pun kemudian berbohong dan bilang bahwa dia ditangkap. Berapa lama kemudian, misionaris tersebut datang kembali dan melihat banyak orang. Mereka pun bergembira tapi mereka tidak sadar bahwa suku tersebut akan membunuh mereka dan mereka mati ditombak. Mereka berani untuk taat dan membayar harga dari ketaatan.
Hal ini juga merupakan sesuatu yang ditunjukkan oleh rasul Paulus. Dari awal pertobatan Paulus, bahwa dia dipanggil untuk masuk ke dalam suatu jalan penderitaan yang banyak sekali dan dia terima dengan hati yang lapang. Dia tau bahwa dia adalah tawanan Roh yaitu, rela dibawa Roh untuk masuk ke penderitaan itu. Di perjalanan pelayanan Paulus, di Tirus, murid-murid menasihati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem oleh bisikan Roh. Apakah ini artinya terdapat kontradiksi dalam Roh Kudus?
Di Tirus, dari asal kata dia tou pneumatos, di sini sebenarnya Roh Kudus hanya menyatakan penderitaan Paulus dan tidak meminta murid-murid untuk menahan Paulus. Paulus pun tetap melanjutkan perjalanan sementara murid berlutut dan berdoa. Di Kaesaria pun, nabi Agabus bernubuat bahwa Paulus akan menderita dan murid-murid meminta agar Paulus tidak lanjut. Namun, Paulus tetap melanjutkan dan murid-murid berkata Jadilah kehendak Tuhan.
Ini menunjukkan bahwa dalam menjalani panggilan Tuhan, ada harga yang dibayar demi ketaatan. Dalam menjalani hal ini, dibutuhkan dukungan dari murid-murid Kristus yang lain. Banyak anak Tuhan yang tidak berani membayar harga. Tuhan merindukan hati yang rela untuk taat bahkan jika kita kehilangan kenyamanan dalam hidup.
Seperti Paulus yang rela membayar harga ketaatan, ditangkap di Yerusalem dan dikirim ke Roma, dimana dia dapat mengabarkan Injil ke ujung bumi. Tuhan Yesus juga membayar harga ketaatan dengan disalib demi keselamatan orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Istri-istri misionaris yang mengabarkan Injil melanjutkan penginjilan suami mereka. Ketaatan mereka pun berbuah manis dan pertobatan terjadi di suku tersebut, termasuk pembunuh misionaris.
Bagaimanakah dengan ketaatan kita? Di dalam studi, pekerjaan, pernikahan, parenting dan gereja. Beranikah kita membayar ketaatan di berbagai aspek hidup kita? Walau harganya mahal, jika dilakukan dengan tekun dan setia, ketaatan akan kehendak Allah akan berbuah manis pada akhirnya.