MUSA KEMBALI KE MESIR
by GPBB ·
MUSA KEMBALI KE MESIR
“Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.” (Keluaran 4:21)
Berkali-kali Musa berusaha berpaling dari panggilan Tuhan dalam hidupnya, tetapi Allah selalu punya cara agar Musa taat. Dialog antara Musa dengan Tuhan di dalam pasal 3 menunjukkan bagaimana Musa berorientasi kepada kelemahan dan ketidakmampuan dirinya, sementara Allah berorientasi kepada Diri-Nya yang berdaulat dan mahakuasa. Kini tiba saatnya bagi Musa untuk berangkat meniti jalan di mana ia telah berlari sembunyi sebelumnya, jalan kembali ke Mesir (4:18).
Mungkin kita akan sedikit geregetan memperhatikan cara Musa yang berusaha lari dan sembunyi dari panggilan dan rencana Allah karena Musa sudah kadung nyaman hidupnya. Tetapi jika kita berada pada posisi Musa, mungkin dapat dimengerti kesulitannya. Kembali ke Mesir bukan cuma masalah mentaati perintah Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Kembali ke Mesir berarti Musa dituntun Allah untuk meniti kembali masa lalunya dan dipulihkan! Ini jelas bukan hal yang mudah. Bagi kebanyakan orang, melangkah maju adalah cara untuk melupakan masa lalu. Tetapi seringkali Allah bekerja lain. Untuk membuat anak-anak-Nya pulih dan efektif di masa depan, seringkali Allah harus membawanya kembali ke masa lalu, dan memulihkan mereka di sana. Itulah yang Allah lakukan dalam diri Musa pada bagian ini.
Kembali ke Mesir berarti Musa dituntun Allah untuk memandang dan memaknai masa lalunya yang gemilang dengan gemerlap kejayaan dalam terang rencana Allah. Kembali ke Mesir berarti juga Musa diajak untuk menghadapi ketakutan dan mungkin kegagalannya sebagai seorang pangeran muda Mesir pada masa mudanya. Allah membawa Musa untuk meletakkan semua itu di tangan Allah. Allah menggantinya dengan meletakkan di tangan Musa kuasa-Nya dalam bentuk mukjizat. Allah ingin Musa tidak berorientasi kepada dirinya sendiri, tetapi kepada Allah yang menyertai-Nya. Allah juga mengingatkan kesulitan dan tantangan yang akan Musa hadapi di Mesir untuk mengingatkan Musa pentingnya bersandar pada kuasa Allah.
Tidak jarang kita terjebak pada bayang-bayang masa lalu, entah itu kejayaan, kegagalan, atau ketakutan. Semua itu menjadi jerat untuk kita melangkah maju dalam kuasa dan penyertaan Allah. Allah ingin kita dipulihkan seperti Musa. Saudara, masa lalu apa yang masih menghantui dan mengusik Anda sampai saat ini dan membuat Anda tidak efektif melangkah maju? Mari melangkah bersama Musa menghadapi masa lalu dan dibentuk oleh Allah melalui berbagai tantangan. Mari berfokus pada kuasa dan penyertaan Allah agar hidup kita makin efektif menjadi saluran berkat (yj).