PALUNGAN
by ADMIN ·
Palungan, bayi Yesus, domba dan keluarga kudus seringkali menghiasi dekorasi-dekorasi Natal. Palungan menarik perhatian banyak orang karena tidak biasa bagi seorang bayi dilahirkan di kandang binatang. Terlebih lagi jika bayi itu adalah pencipta alam semesta, raja di atas segala raja. Tetapi itu yang diungkapkan oleh narasi Natal di Alkitab.
Lukas 2:6-7 mengatakan: “ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” Palungan dalam bagian ini menunjukkan betapa kedua orangtua ini tidak memiliki pilihan lain. Alkitab menyebutkan, “karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (ay.7). Pada bagian ini, palungan menyaksikan ketidaksiapan manusia menyambut Raja mereka. Ketidakpedulian manusia terhadap kebutuhan sesama, mereka menutup pintu bagi kaum yang lemah dan membutuhkan pada waktu itu.
Namun palungan juga menggambarkan hal yang lain, yaitu campur tangan Allah yang menyediakan kebutuhan umat-Nya. Karena memang pada waktu itu musim sensus di mana banyak orang kembali pulang ke kampung halamannya, sangat mungkin seluruh kamar telah terisi penuh. Seorang pemilik penginapan bermurah hati untuk mengizinkan Maria dan Yusuf memakai kandang binatang miliknya menjadi ‘rumah bersalin’ sementara bagi bayi Yesus. Tidak dapat disangkal, ini juga merupakan tangan Allah yang menyediakan kebutuhan Maria untuk bersalin pada waktu itu.
Seringkali cara Allah menyediakan apa yang kita butuhkan dapat tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Rasanya janggal dan tidak masuk akal, Allah semesta alam memenuhi kebutuhan Maria dengan cara memberikan kandang binatang. Jika Ia Allah, bukankah Ia mampu meyediakan tempat yang lebih baik? Mungkin tidak perlu rumah penginapan yang mewah, tetapi cukup layak dan bersih untuk Anak Tunggal-Nya dilahirkan. Mungkin lampin yang diletakkan diatas kasur yang empuk dan bersih. Mengapa harus di atas jerami? Mengapa harus palungan?
Seringkali cara Allah menyatakan pemeliharaan (providensia) begitu unik. Ia tidak selalu menyediakan yang kita anggap paling kita butuhkan, tetapi Ia selalu menyediakan yang terbaik. Ia melakukan-Nya karena kasih dan hikmat-Nya. Palungan yang kelihatannya begitu sederhana menjadi corong suara hati Allah bahwa “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.” (Yoh.1:11). Bagaimana dengan hati Anda menyambut Natal? Apakah Anda tetap melihat bahwa Allah menyediakan yang terbaik bagi Anda dan keluarga? (yj).