Palungan: Simbol Kemarahan dan Keterancaman (Matius 2:16-18; 19-23)
by ADMIN · Published · Updated
29-Des-2019
Berita dari orang Majus memukul Herodes karena ini tidak hanya kelahiran biasa, tapi kelahiran seorang raja yang diiringi bintang, dan terlebih lagi orang-orang Majus datang dari jauh untuk menyembah Dia! Bahkan nubuatan yang tertulis di Mikha 5:1 mengkonfirmasinya, membuat Herodes menganggap serius kemungkinan akan hadirnya seorang pesaing. Herodes memerintahkan setiap bayi laki-laki berusia 2 tahun di daerah Betlehem dan sekitarnya untuk dibunuh untuk menyingkirkan pesaing ini. Herodes sendiri memiliki catatan yang kelam dalam sejarah. Sejarawan Flavius Yosefus mencatat bahwa Herodes “tidak pernah berhenti setiap hari membalas dendam dan menghukum siapa yang dianggap musuh”, termasuk membunuh putra-putra dari istrinya sendiri dan iparnya karena dicurigai hendak menggulingkan tahtanya. Mari kita simak cerita natal, yang menunjukkan sikap dan reaksi yang berbeda dari berbagai macam karakter orang terhadap berita kelahiran Tuhan Yesus.
● Herodes: Takhta dan harta adalah keberhasilan, lenyapkan segala pesaing
○ Tidak peduli akan kebobrokan cara-cara yang ditempuhnya untuk memperoleh keberhasilan tersebut. The end justifies the means.
○ Insecure bila ada orang yang menyamai atau melebihi dia, tidak mau tersaingi oleh orang lain, tidak bisa merayakan keberhasilan orang lain.
○ Tidak bisa bersyukur atas apa yang dimilikinya. Berkat-berkat yang diterima, bagi dia hanyalah alat untuk menaikkan harga dirinya.
● Orang Majus: Memberikan pemberian yang terbaik sebagai penghormatan terhadap seseorang yang lebih besar dari mereka
○ Orang-orang terpelajar yang sungguh-sungguh mempelajari makna bintang yang dilihatnya, menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk menemuinya dan menyembah!
○ Mempersiapkan bentuk pemberian yang terbaik, dan tetap memberikannya meskipun yang dijumpai adalah keluarga yang jauh lebih sederhana dari yang dibayangkan.
● Para Gembala: Misionaris pertama yang memberitakan kelahiran Tuhan Yesus
○ Setelah melihat kesederhanaan bayi yang diberitakan malaikat, mereka tidak mengurungkan niatnya atau kecewa, tapi terus keluar dan memberitakan sukacita itu.
Apa yang kita kejar dan perjuangkan di dunia ini? Apakah kita lebih menjadi Herodes atau orang Majus dan Gembala? Apakah Yesus menjadi raja bagi hidup kita, atau “ancaman” bagi kenyamanan hidup kita? Beranikah kita merajakan Dia dengan segala resikonya? (Pdt. Petrus Budi Setyawan)