PERINTAH YANG BARU
by GPBB · Published · Updated
Setelah Yohanes menguraikan tentang hakikat Allah yang adalah terang, ia mendorong jemaat untuk hidup di dalam terang. Yohanes kemudian menjelaskan bahwa ketika kita dapat hidup di dalam terang, itu bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena ada Kristus yang menjadi pengantara kita dengan Allah.
Di dalam perikop yang kemudian (1Yoh 2:7-17), Yohanes mengingatkan jemaat bahwa tanda seseorang hidup dalam terang adalah ia hidup di dalam kasih. Yohanes mengatakan: “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.” (ay.9). Yohanes amat menegaskan bahwa iman adalah satu hal, tetapi bukti dari iman itu adalah hal yang lebih penting. Jika kita berkata kita telah meninggalkan kegelapan tetapi kasih Allah tidak nampak dan dirasakan di dalam hidup kita, Yohanes menegur kita untuk memeriksa diri kembali.
Kasih Allah diwujudkan dalam beberapa hal di dalam bagian ini: (1) dalam relasi keluarga (ay.12-14). Yohanes menyebutkan perintah ini kepada anak, bapa, dan orang-orang muda. Hal yang sama diulang di ayat 14. Hal ini juga muncul dalam kasih persaudaraan di ayat 9-11. Dengan kata lain, keluarga dan sanak famili adalah media pertama kasih Allah perlu ditunjukkan melalui kehidupan kita. (2) dalam relasi dengan dunia (ay.15-17). Yohanes tidak menyarankan jemaat untuk meninggalkan tanggung jawab kehidupan di dunia dan memiliki kehidupan yang menyendiri. Sebaliknya, kasih yang dinyatakan di dalam terang adalah kasih yang terlihat oleh sesama. Namun Yohanes mengajak jemaat mewaspadai diri terhadap nilai-nilai dunia ini. Jika kita ingin mengasihi Allah dan sesama, kita tidak dapat mengasihi dunia ini. Begitu juga sebaliknya! Mengapa demikian? Sebab persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yak 4:4). Tentu saja yang dimaksud dengan dunia dalam bagian ini ialah nilai-nilai dan aturan dunia yang menjadikan manusia sebagai pusat dari segalanya; nilai-nilai dan tata kehidupan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Yohanes mendorong jemaat untuk meninggalkan semua itu.
Yohanes menuliskan tiga hal yang perlu diwaspadai dalam relasi dengan dunia: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Ketiga hal ini membuat kasih Allah tidak dapat menetap di hati orang percaya. Sebaliknya, kasih sebagai kehendak Allah adalah yang utama; dan orang yang melakukannya akan hidup selama-lamanya (ay.17). Mari menabur kasih di dalam terang kepada sesama. Mari menjaga diri terhadap keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (yj).
Image edited by IY