Petrus dan Kornelius: Injil bagi Kaum yang tersisihkan
by GPBB ·
Petrus dan Kornelius: Injil bagi Kaum yang tersisihkan
19 Juli 2020
“Black Like Me” adalah sebuah buku yang menceritakan pengalaman seseorang berkulit putih yang menghitamkan kulitnya untuk merasakan hidup sebagai orang kulit hitam. Ia diterima orang kulit hitam tetapi ditolak orang kulit putih! Kornelius di Kaesaria, merupakan perwira pasukan Italia yang saleh dan seorang non-Yahudi yang tidak disunat, yang menjadi perwakilan bangsa non-Yahudi yang menerima Injil. Ketika sedang berdoa ia mendapat penglihatan. Ini menunjukkan pentingnya disiplin berdoa untuk memenuhi kebutuhan jiwa kita. Orang Yahudi berdisiplin untuk berdoa 3 kali sehari yaitu jam 9, 12 dan 15. Salah satu contoh lain adalah bapak gereja: Calvin yang berdoa 5 kali sehari di saat istirahat untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Di saat berdoalah Tuhan paling mungkin menyatakan diri. Kesalehan Kornelius dihargai oleh Tuhan dan ia diperintahkan untuk menjemput Petrus di Yope yang kemudian dia turuti.
Petrus yang sedang berdoa pada jam 12, merasa lapar. Tuhan menggunakan lapar ini dengan menunjukkan Petrus sebuah penglihatan, yaitu terdapat banyak binatang di kain. Sebagian binatang ini adalah haram untuk orang Yahudi. Tuhan menyuruh Petrus makan dan dia pun menolak. Tuhan menyuruh Petrus untuk makan sebanyak 3 kali yang membuat Petrus bertanya-tanya. Dan Petrus diminta mengikuti orang yang menjemput ke Kaisarea. Petrus membawa 6 orang saudara dari Yope. Mereka dibawa untuk dilatih, membantu jika terjadi sesuatu dan sebagai saksi.
Injil mengubah pandangan Yahudi terhadap Hukum Taurat: 1) Sama sekali tidak dilanjutkan: biasanya karena sudah digenapi Tuhan Yesus seperti korban bakaran. 2) Diganti bentuk lain: seperti pergeseran hari Sabtu menjadi Minggu sebagai hari Sabat. 3) Diteruskan: hal yang baik sebagai disiplin rohani seperti beribadah.
Kisah Kornelius ini dapat dibandingkan di kitab Yunus, yang menunjukkan kasih Allah kepada bangsa-bangsa lain di Perjanjian Lama. Penglihatan Petrus mengenai makanan haram merupakan arahan dari Tuhan untuk mengabarkan Injil kepada kaum non-Yahudi yang belum diproselit yang dianggap haram oleh orang Yahudi. Kornelius pun menerima Petrus dengan kesiapan bersama keluarga dan sahabatnya. Ia sudah pernah mendengar Tuhan Yesus dan menyembah Petrus, yang kemudian ditegur karena dia hanyalah seorang manusia.
Kotbah Petrus di rumah Kornelius memiliki 3 point utama: 1) Allah tidak membeda-bedakan bangsa, 2) Firman itu adalah tentang Kristus yang melayani penuh kuasa, mati disalib tetapi bangkit. 3) Dan kejadian ini disaksikan Petrus dan orang-orang lain. Petrus pun memberi tantangan bahwa siapa yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan pengampunan dosa karena namanya
Setelah Petrus berbicara, Roh Kudus turun ke Kornelius dan orang-orang yang mendengar. Konfirmasi Roh Kudus membuktikan bahwa Kornelius adalah bagian dari keselamatan dan Injil juga untuk bangsa non-Yahudi bagi yang bertobat dan percaya. Turunnya Roh Kudus dibuktikan karena Kornelius berbahasa Roh yang memuliakan Tuhan. Petrus pun mengkonfirmasi ini dan menyuruh mereka untuk dibaptis dan kemudian tinggal beberapa hari untuk mengajar mereka lebih lanjut.
Pelajaran Rohani yang kita dapat dari Kisah Kornelius: 1) Tuhan menyatakan kehendaknya seringkali ketika kita berdoa. 2) Penyataan dari Tuhan, sebaiknya dikonfirmasi oleh orang saleh lainnya. 3) Allah tidak membedakan bangsa, Ia mengasihi semuanya. 4) Roh Kudus mengkonfirmasi pertobatan dan iman kita. (Pdt. Djeffry Hidajat)