Refleksi Ibu
Setiap tanggal 08 Mei diperingati sebagai Mother’s Day, dimana bunga-bunga cantik, kartu indah dengan pujian dan doa, hadiah, ajakan makan dan pleasant surprise lainnya dilimpahkan untuk Ibu tercinta.
Tanpa disadari, menjadi seorang Ibu ialah belajar menyadari akan kekuatan yang dia sendiri tidak pernah sadar kalau kekuatan tsb dimilikinya dan dealing dengan ketakutan yang dia sendiri tidak tahu kalau itu eksis. Dia juga senantiasa mendahulukan kepentingan dan kebahagiaan keluarganya daripada urusan dirinya sendiri.
Hal kekuatiran kadang sering melanda hati, padahal seorang pendeta pernah membawakan pesan di Persekutuan Wanita bahwa 99% dari kekuatiran itu tidak pernah terjadi. Sebetulnya semua kuatir timbul karena cinta kasih. Betapa anugerahNya mengalir terus dalam setiap kegiatan pagi, siang dan malam.
Begitu banyak kenangan waktu anak-anak masih balita, remaja dan pribadi dewasa. Menjadi sopir pribadi setia mengantar jemput ke dan dari sekolah dll. Komunikasi di dalam mobil dengan macam-macam topik yang menarik, diperbincangkan selama dalam perjalanan. Kadang-kadang juga omelan panjang pendek.
Ketika comfort zone satu persatu harus dibongkar. Ibu menangis diam-diam. Mengantar entlistment NS lalu seterusnya melepas anak-anak satu per satu berekplorasi ke negara lain melanjutkan study. Ketika saatnya tiba, perpisahan fisik itu terasa sangat berat, perlu kekuatan baja untuk melewati saat-saat itu. Tapi dengan komunikasi hi-tech terkini melalui WA, Skype, FaceTime dll mereka tetap dekat di hati.
Ya, semoga kita menjadi seorang ibu Kristen bijak yang mengajar, menjalani, pendoa syafaat, mengasihi, melayani dalam keluarga dan komunitasnya yang direfleksikan dalam Alkitab seperti demikian:
Motherhood takes:
The strength of Samson
The wisdom of Solomon
The patient of Job
The faith of Abraham
The insight of Daniel
And
The courage of David!
And always a beloved wife like Jacob loves Rachel forever…
Happy Mother’s Day to the band of mothers who are marching together as God’s Girl’s Brigade
Proverbs 31:10-31
28: her children arise up, and call her blessed; her husband also, and he praiseth her…
(Inge Sugianto)