S A M A
by GPBB ·
S A M A
“Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Gal 3:28)
Akhir-akhir ini ada beberapa insiden rasisme yang meresahkan di Singapura. Bulan lalu, seorang lelaki mengumpat dengan perkataan rasis dan menyerang seorang perempuan beretnis India di dekat stasiun MRT Choa Chu Kang. Beberapa hari yang lalu, beredar luas sebuah video yang merekam bagaimana seorang dosen beretnis Cina di sebuah politeknik menghardik dan mengeluarkan komentar yang rasis terhadap pasangan yang berbeda etnis. Kedua insiden ini merupakan bagian dari tren akhir-akhir ini dimana insiden rasisme semakin eksplisit dan muncul ke permukaan terutama sejak gelombang kedua pandemi Covid-19 di Singapura, dengan etnis India menjadi korban yang utama.
Selain di Singapura, insiden rasisme semacam ini juga semakin mengemuka di Amerika Serikat, walau dengan target etnis yang berbeda, yaitu dalam hal ini etnis Cina yang menjadi korbannya, karena dianggap sebagai penyebab pandemi Covid-19 -- yang tentunya tidak berdasar sama sekali.
Secara lebih luas, kita dapat melihat bagaimana etnis yang menjadi korban di satu konteks dapat menjadi pelaku dalam konteks lain. Dalam kitab Keluaran, kita melihat bagaimana bangsa Israel hidup dalam perbudakan oleh bangsa Mesir. Setelah mereka dibebaskan oleh Allah dari tanah Mesir, pengalaman ini tidak berarti bahwa mereka paham bahwa perbudakan pada dasarnya buruk, yang dapat dilihat dari bagaimana kemudian bangsa Israel sendiri memperbudak bangsa asing, misalnya dalam pemerintahan raja Salomo (1 Raja-raja 9:20-21). Atau, dalam sejarah modern, bagaimana bangsa Yahudi yang menjadi korban genosida oleh Nazi dalam Perang Dunia II sekarang malah menindas bangsa Palestina dengan sistem yang apartheid.
Karena itu, yang seharusnya menjadi perenungan kita bersama ketika membaca mengenai insiden rasisme adalah apakah kita akan mengutuk tindakan rasis tersebut karena rasisme itu pada dasarnya salah -- atau kebetulan karena korbannya berasal dari etnis yang sama dengan kita. (SH)