Warisan berharga (Legacy)
by GPBB ·
Warisan berharga (Legacy)
“Dalam tahun kedelapan belas zaman raja Yerobeam bin Nebat menjadi rajalah Abiam atas Yehuda. Abiam hidup dalam segala dosa yang telah dilakukan ayahnya sebelumnya, dan ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, moyangnya.” (1Raja-raja 15:1, 3)
Abiam adalah cicit dari Daud, cucu dari Salomo melalui Rehabeam. Setelah Salomo mati, kerajaan terpecah menjadi kerajaan utara (Israel) dan kerajaan selatan (Yehuda). Abiam menjadi raja di selatan, yaitu Yehuda.
Yang menarik mulai dari pemerintahan Abiam ini raja-raja Yehuda akan diukur pemerintahannya apakah seperti Daud atau tidak seperti Daud. Abiam dalam hal ini tidak seperti Daud. Sedangkan sebaliknya Asa pengganti Abiam disebutkan “melakukan apa yang benar di mata Tuhan seperti Daud bapa leluhurnya.” Dengan demikian kehidupan Daud sebagai raja menjadi ukuran untuk raja-raja berikutnya. Inilah salah satu gambaran warisan berharga (legacy) dari kehidupan seseorang. Yaitu akan memberi dampak dan menjadi ukuran untuk generasi-generasi sesudahnya.
Bagaimana Daud bisa dipandang Allah melalui kitab Raja-raja sebagai standar kehidupan raja yang baik? Bukankah ia berdosa ketika berjinah dengan Batsyeba dan membuat Uria suami Batsyeba terbunuh (2Sam 11)? Juga Ketika ia mengadakan sensus yang berbau kesombongan dan mengandalkan diri (1Taw 21)? Betul berjinah, membunuh dan mengandalkan diri adalah dosa Daud terbesar yang dicatat Alkitab. Juga mungkin ada sejumlah dosa lainnya. Tetapi ditunjukkan juga bagaimana ia segera bertobat dalam kasus Batsyeba (2Sam 12) dan sensus (1Taw 21:7-8). Tetapi secara keseluruhan, sebagai pribadi dan sebagai raja, Daud dipandang baik oleh Tuhan. Allah sendiri menyatakan melalui Samuel bahwa Daud: “seorang yang berkenan di hati-Nya” (1Sam 13:14). Dalam bahasa Inggris lebih tergambarkan: “a man after his own heart”, yaitu Daud mengikuti hati Allah. Menurut Paulus Daud berkenan adalah karena “melakukan segala kehendak-Ku” (Kis 13:22). Dengan demikian, warisan terpenting Daud adalah bagaimana dari waktu ke waktu ia berusaha melakukan kehendak Tuhan. Hal ini didukung ketika catatan kitab Raja-raja memperlihatkan bahwa raja-raja yang “seperti Daud bapa leluhurnya” berkaitan dengan pembaharuan ibadah dan kerohanian. Misalnya Asa menyingkirkan pelacuran bakti dan penyembahan berhala (1Raj 15:12) dan Hizkia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan menghancurkan berhala-berhala (2Raj 18:3-5).
Bagaimana dengan kita? Warisan paling berharga buat keluarga kita dan orang-orang yang mengenal kita adalah ketika kita dikenang dan menjadi teladan bagaimana kita melakukan kehendak Tuhan seperti Daud menjadi ukuran buat raja-raja sesudahnya. (DjH)