PENUH DENGAN ROH KUDUS
by GPBB · Published · Updated
Di dalam studi Pneumatologi (doktrin tentang Roh Kudus), kita membagi dua bagian besar, yaitu: pribadi Roh Kudus dan karya-Nya. Dalam pembahasan tentang pribadi Roh Kudus, kita mempelajari bahwa Roh Kudus ialah Allah setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak (Yesus Kristus). Roh Kudus sudah ada sejak kekekalan dan terlibat aktif dalam penciptaan, sejarah keselamatan/penebusan, pengudusan orang percaya dan pemuliaan yang membawa kita kepada kesempurnaan di hadapan Bapa. Di dalam keunikan-Nya, Roh Kudus juga digambarkan di dalam Alkitab sebagai Pribadi ketiga Allah Tritunggal yang menetap di dalam hati orang percaya. Ia memeteraikan kita dan terlibat aktif dalam pertumbuhan dan kedewasaan rohani orang percaya.
Dalam diskusi tentang karya Roh Kudus, salah satu aspek yang dibahas ialah kepenuhan Roh Kudus. Alkitab mengajarkan bahwa ciri orang yang dewasa di dalam iman ialah mereka memiliki kehidupan yang dipenuhi oleh Roh. Dalam sejarah, seringkali pemahaman kepenuhan dibuat keliru dengan fenomena berbagai manifestasi karunia Roh yang bersifat mukjizat (berbeda dengan karunia Roh yang bersifat administratif). Beberapa di antaranya ialah berbahasa lidah, karunia menyembuhkan, dan sebagainya. Seringkali fenomena spektakuler ini dibarengi oleh berbagai kejadian mistis seperti rebah dalam Roh, tertawa dalam Roh, dan sebagainya. Tentu saja hal-hal ini keliru dan tidak seturut dengan pengajaran firman Tuhan!
Alkitab, khususnya narasi Kisah Para Rasul mengisahkan bagaimana murid-murid yang dipenuhi Roh memiliki paling tidak dua karakteristik: pertama, perubahan karakter, dari aku sebagai pusat kepada Kristus sebagai pusat; kedua, keberanian dan hikmat untuk bersaksi bahwa Yesus adalah Kristus atau Mesias. Salah satu murid yang mengalami perubahan yang paling dahsyat ialah Simon Petrus. Seorang yang amat dekat dengan Yesus. Murid yang karismatis, pernah berjalan di atas air dan dipercaya untuk mempimpin kelompok para murid. Tapi ia adalah murid yang paling egois, terkesan paling mengasihi Tuhan dan siap mati untuk Tuhan tapi ia yang pertama menyangkali Yesus. Kelihatannya Yesus menjadi pusat di hatinya, sebenarnya yang ia kasihi ialah dirinya sendiri. Ketika Roh Kudus turun dan memenuhi hatinya, Simon Petrus mengalami pembaharuan yang dinamis. Kini ia tidak lagi berbicara untuk dirinya sendiri. Tidak ada agenda pribadi dalam hidupnya. Ia berbicara untuk Allah, demi Allah dan hanya bagi kemuliaan Allah. Ia hidup untuk Yesus! Dulu ia penakut, kini dengan berani ia bersaksi. Mengapa? Karena ia dipenuhi oleh Roh Kudus.
Seberapa luas Anda dipenuhi oleh Roh Kudus dalam hidup Anda? Seberapa banyak perubahan karakter yang menyenangkan hati Tuhan? Seberapa sering Anda bersaksi tentang Yesus kepada sesama? Selamat Hari Minggu Pentakosta. Kiranya kita makin dewasa dalam iman, makin penuh dengan Roh Kudus (yj).
Image retrieved from infopertama.com