JALAN
by GPBB ·
Photo by Fotorech
“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibrani 11:8)
Dalam Ibrani 11 kita belajar dari berbagai saksi iman dalam Perjanjian Lama, salah satunya sosok Abraham yang melangkah dalam iman dan ketaatan. Ia pergi ketika dipanggil, meski ia belum tahu ke mana ia akan tiba. Iman baginya bukan sekadar keyakinan abstrak, tetapi ketaatan konkret yang terwujud dalam langkah-langkah nyata. Kisah ini mengingatkan kita bahwa perjalanan iman sering kali dimulai bukan dengan kepastian, tetapi dengan kepercayaan penuh kepada Allah yang memanggil. Abraham tidak mengetahui 100% detil tujuannya, namun ia tahu siapa yang memanggilnya, dan itu sudah cukup untuk membuatnya bergerak.
Kemarin, kita, jemaat berbahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin, berjalan bersama dalam walkathon, dan merasakan sendiri simbol perjalanan iman ini. Langkah demi langkah yang kita ambil bersama bukan hanya bagian dari kegiatan fisik semata, tetapi wujud kebersamaan kita sebagai tubuh Kristus dalam merespons panggilan Allah. Seperti Abraham, kita berjalan tanpa melihat seluruh peta di depan, namun kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai setiap langkah kita. Walkathon ini menjadi gambaran kecil dari perjalanan besar yang kita jalani sebagai gereja dalam melakukan proyek A&A saat ini. Ini bukan hanya proyek konstruksi bangunan, tetapi sebuah ikhtiar iman untuk memperluas kapasitas pelayanan Tuhan melalui gereja ini.
Proyek ini signifikan, dan mungkin sebagian dari kita tidak akan melihat atau menikmati sepenuhnya hasil akhirnya. Namun, seperti Abraham yang hidup dalam janji yang digenapi di masa depan, kita juga dipanggil untuk membangun bagi generasi berikutnya. Dalam iman, kita percaya bahwa apa yang kita kerjakan hari ini akan menjadi berkat bagi mereka yang datang setelah kita, anak-anak, cucu-cucu, dan komunitas yang akan beribadah di tempat yang kita persiapkan ini. Kiranya Tuhan meneguhkan iman kita, agar seperti Abraham, kita terus melangkah dengan taat, percaya bahwa Dia yang memanggil kita adalah setia dan yang akan menyempurnakan pekerjaanNya. (SH)

