Bukit di Galilea
Ketika Maria Magdalena dan Maria yang lainnya berjumpa dengan Yesus setelah Ia bangkit, Ia berpesan kepada mereka agar murid-muridNya pergi ke Galilea untuk berjumpa denganNya. Murid-murid Yesus pun pergi ke Galilea dan bertemu denganNya di sebuah bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
Peristiwa ini mengingatkan kita ke permulaan pelayanan publik Yesus, yang juga dimulai di Galilea. Setelah Ia mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, Ia pun menyingkir dari Nazaret ke Galilea (Mat 3:12), dimana dari sana Ia memulai pelayanan berkeliling, mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Kemudian, Yesus juga memanggil murid-murid untuk mengikutiNya dan ambil bagian dalam pewartaan kerajaan Allah, dimana Ia menetapkan kedua belas rasul di sebuah bukit di Galilea (Mrk 3:13).
(Bukit atau gunung sering memiliki makna yang simbolik dalam sejarah bangsa Israel. Bukit/gunung Sinai, misalnya, adalah tempat di mana Musa menghadap Allah dan menerima hukum-hukum Allah. Dalam pelayanan Yesus sendiri, selain ketika menetapkan kedua belas rasul, kita juga mengingat bagaimana Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes ke atas gunung dan Ia dipermuliakan di sana, disertai dengan nampaknya Musa dan Elia.)
Dengan kata lain, apa yang dilakukan Yesus setelah Ia bangkit ini menggemakan dan akan mengingatkan murid-murid mengenai permulaan kisah mereka sebagai muridNya. Serupa dengan bagaimana sebelumnya Yesus memanggil murid-murid ke atas sebuah bukit di Galilea dan memberikan kuasa kepada mereka untuk mewartakan Injil dan mengusir roh jahat (Mrk 3:14-15), sekarang, lagi-lagi di sebuah bukit di Galilea (bisa di bukit yang sama, namun bisa juga berbeda), Ia kembali mengingatkan mereka bahwa kepadaNya telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, dan mengutus mereka untuk mewartakan Injil dan menjadikan segala bangsa muridNya (Mat 28:18-20). Sekarang adalah babak yang kedua, lembaran yang baru, dalam perjalanan mereka sebagai murid Kristus – Kristus yang telah bangkit dari kubur dan mematahkan kuasa dosa. Panggilan ini berlaku bukan saja bagi murid-murid Yesus saat itu, namun juga bagi setiap dari kita murid-muridNya saat ini. Selamat mewartakan Injil dalam kuasa kebangkitan Kristus! (SH)