Nama-nama dalam Roma 16:1-16
Renungan kali ini akan sedikit berbeda karena dibantu dengan angka-angka dan statistik sederhana berkaitan dengan nama-nama yang ada dalam Roma 16:1-16. Pertama-tama, data yang kita peroleh adalah ada 27 nama disebutkan dalam 16 ayat. Mengapa Paulus melakukan hal ini? Kemungkinan Paulus melakukan hal ini untuk menunjukkan bahwa sekalipun dia belum pernah ke Roma tetapi ia kenal dan bekerja sama dengan sejumlah umat Tuhan yang saat itu ada di Roma. Hal ini juga menunjukkan bahwa Paulus memperhatikan dan mengingat gereja Tuhan di kota Roma. Sekaligus Paulus memperkenalkan diri kepada orang-orang Kristen di Roma yang mungkin belum mengenal Paulus melalui menunjukkan hubungan dan perkenalannya dengan sejumlah pemimpin gereja rumah dan orang Kristen di Roma.
Dari 27 nama, 11% adalah nama Latin (Romawi), 26% adalah nama Yahudi dan 63% adalah nama Yunani. Dengan demikian terlihat bahwa di Roma gereja ada dalam kepelbagaian. Sedikitnya latar belakang kebangsaan. Dan tentu saja kepelbagaian lainnya.
Ada 70% nama laki-laki dan 30% nama perempuan. Di tengah budaya Romawi-Yunani (Helenistik) yang patriakhal, mementingkan kaum pria, menyebutkan 30% persen nama perempuan adalah menunjukkan bahwa gereja adalah juga bagi kaum perempuan. Mungkin bagi kita sekarang hal ini tidak terlalu menjadi permasalahan tetapi pada masa itu hal ini cukup menjadi masalah. Dengan menyebut 30% nama perempuan, Paulus menunjukkan bahwa Allah juga peduli kepada kaum perempuan.
Ada 10 orang dari 27 nama yang bisa dikategorikan sebagai pemimpin. Yang menarik, 70% dari pemimpin ini adalah perempuan! 30% adalah laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa sedikitnya Paulus terbuka terhadap kepemimpinan kaum perempuan. Ayo kaum perempuan, jika Allah menganugerahkan karunia kepemimpinan dan Tuhan panggil, layanilah Dia dengan karunia kepemimpinan Anda (Roma 12:8c).
Berdasarkan 27 nama yang disebut Paulus, bisa didapatkan sedikitnya 5 gereja rumah di Roma. Jadi gereja di Roma jangan dipikirkan hanya ada satu gereja (besar). KE lima gereja rumah tersebut adalah gereja di rumah Priskila dan Akuila (ay.3-5a), di rumah Aristobulus (ay. 10), di rumah Narkisus (ay. 11), yang tinggal bersama Asinkritus (ay. 14) dan di tempat tinggal Filologus (ay. 15). Gereja di rumah mempunyai suasana kekeluargaan yang kental, jumlah yang relatif sedikit memungkinkan relasi satu dengan yang lain mendalam. Pengorganisasiannya juga cenderung sederhana. Dan inilah cara Tuhan untuk memenangkan orang-orang yang belum percaya (lihat Djeffry Hidajat, “Gereja Di Rumah: Kontekstualisasi Fungsi-Fungsi Rumah Dalam Masa Perjanjian Baru Untuk Pekabaran Injil” dalam Jurnal Veritas 17 no. 2, tahun 2018). Hal ini mengingatkan kita kepada kepada natur gereja: gereja bukanlah gedung, gereja adalah orangnya. Gereja bukanlah sekedar program kerja tetapi komunitas orang Kristen yang saling menumbuhkan. Gereja bukan sekedar organisasi tetapi alat Tuhan untuk memproklamasikan Injil. Dalam konteks gereja-gereja yang secara organisasi sudah besar jumlah anggotanya, fakta bahwa gereja rumah di Roma mengingatkan perlunya gereja mempunyai infrastruktur kelompok kecil untuk membangun komunitas-komunitas orang percaya. (DjH)
Sumber data statistic, lihat tulisan T. C. Moore (pendeta lulusan Gordon-Cornwell Seminary) dalam https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10162464917625077&id=795010076.