D-E-E-P: Mempelajari Firman Secara Mendalam untuk Pertumbuhan Rohani
Larry Richards dikenal karena menuliskan buku Creative Bible Teaching yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Buku ini merupakan buku pegangan standar guru-guru sekolah minggu dari tahun 1970-an. Menurut Richards ada tahapan dalam mempelajari Firman Tuhan yang membawa pada pertumbuhan, yaitu:[1]
- Rote, yaitu kemampuan untuk mengulangi kalimat atau pernyataan tanpa harus mengerti makna dari kalimat tersebut. Ini adalah tahap sekedar menghafal.
- Recognition, kemampuan untuk mengenali konsep Alkitabiah. Di sini sudah mulai diperlukan pemahaman. Ini adalah tahap mengerti.
- Restatement, kemampuan untuk menyatakan atau menghubungkan konsep dengan sistem berpikir Alkitabiah. Pemahaman konsep Alkitab yang dimiliki bisa dinyatakan dengan bahasa sendiri dan membentuk cara pandang Alkitabiah (biblical world view)
- Relation, kemampuanuntuk menghubungkan kebenaran Alkitab dengan kehidupan dan memberikan respon yang tepat. Tahapan ini adalah kritikal karena menentukan apakah kebenaran Alkitab itu mengubahkan karena kebenaran Alkitab itu harus dihubungkan dengan kehidupan kita secara nyata, bukan di tataran pengetahuan atau pikiran saja.
- Realization, mewujud-nyatakan respon, yaitu mengaplikasikan kebenaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Di sini dituntut ketaatan kita untuk melakukan kebenaran. Dan di tahapan inilah maka manfaat ketaatan dirasakan dan pertumbuhan rohani terjadi.
Sejalan dengan uraian di atas berikut adalah paradigma pertumbuhan rohani yang akan dikembangkan di GPBB dengan menggunakan akronim DEEP. “DEEP” artinya mendalam. Paradigma ini diharapkan menjadi panduan bagi jemaat untuk berinteraksi dengan setiap Firman Tuhan yang dinikmati melalui bersaat teduh, membaca renungan, mendengarkan khotbah dan ceramah ataupun membaca buku rohani.
D – iscover the truth. Kebenaran Firman Tuhan pertama-tama ditemukan dan dimengerti. Inilah momen “a-ha”. Dan kita senang karena mendapat pengetahuan baru atau menemukan kebenaran baru. Atau sedikitnya kita diingatkan akan kebenaran tersebut jika sebelumnya kita telah mengetahui atau memahaminya
E – ncounter the truth. Mengetahui dan memahami kebenaran seperti uraian Larry Richards yang terpenting adalah diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Di sinilah terjadi “encounter”, kita diperhadapkan kepada kebenaran, apakah mau melakukan atau mengabaikan.
E – njoying the benefit. Janji Firman Tuhan adalah kalau kita taat maka kita akan mendapat berkat dari ketaatan kita. Bentuknya tidak harus berupa materi, tetapi bisa berupa suka cita secara rohani dan pengalaman indah berjalan bersama dengan Tuhan.
P – assing on to other. Jika kita taat dan mendapat faedah maka tentu bisa dan ingin kita sharingkan kepada yang lain. Dengan demikian sharing kita akan lebih mendalam karena bukan sekedar berbagi pengetahuan tetapi berbagi pengalaman hidup.
Mari kita terus memperhadapkan diri kita dengan kebenaran Firman yang dari Tuhan. Ketika kita taat di situlah kita mengalami pertumbuhan rohani yang lebih mendalam! (DjH)
[1] Lihat selengkapnya dalam James C. Wilhoit, Spiritual Formation as if the Church Mattered: Growing Christ through Community. Grand Rapids: Baker, 2008. 53.