ASAP
“Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:4)
Meskipun pemerintah Indonesia telah berusaha untuk memadamkan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan selama dua bulan terakhir ini, kabut asap dari Indonesia masih terus menyelimuti berbagai daerah di Sumatera dan Kalimantan, Malaysia dan Singapura. Bagi kita yang tinggal di Singapura, sebenarnya terkadang kita masih dapat menikmati hari yang cerah tanpa asap. Semua itu, tentunya, tergantung arah angin pada hari itu. Jika anginnya memang berhembus ke arah Singapura, maka kita akan merasakan kabut asap tersebut. Namun, jika anginnya tidak ke arah sini, maka udaranya akan segar kembali. Namun, situasi semacam ini tidak berlaku bagi orang-orang yang tinggal di dekat ground zero, seperti Pekanbaru di Sumatera atau Palangkaraya di Kalimantan. Situasi yang mereka hadapi tidak tergantung arah angin. Setiap harinya mereka mesti menghirup kabut asap yang pekat, tanpa terkecuali. Seorang teman saya yang tinggal di Palangkaraya berkata bahwa ia sudah hampir tidak bisa melihat matahari selama satu bulan oleh karena pekatnya kabut asap di sana.
Karena itu, ketika kita sedang mensyukuri hari tanpa asap jika hari itu angin sedang berhembus ke arah yang lain, marilah kita tetap mengingat bahwa pangkal masalah yang sebenarnya belum beres, yaitu bahwa kebakaran hutannya masih terjadi dan membahayakan kehidupan orang-orang di sekitar daerah tersebut. Jangan sampai kita bersyukur hanya karena ‘yang penting asapnya tidak sampai ke saya`, namun tanpa kepedulian sama sekali apakah akar masalahnya sendiri sudah diatasi. Pola pikir seperti itu menunjukkan bagaimana sebenarnya yang kita pikirkan itu hanya keuntungan diri kita semata. Saya hanya akan peduli dengan suatu hal hanya jika hal tersebut berpotensi untuk menguntungkan atau merugikan diri saya. Selebihnya, bukan urusan saya!
Kita bukanlah pusat dari dunia ini. Marilah kita bukan hanya memikirkan dan memperhatikan kepentingan diri kita sendiri semata, namun, yang jauh lebih mulia dari itu, untuk mencari dan mengusahakan apa yang baik bagi semua orang (common good). (SH)