BIASA
by ADMIN · Published · Updated
Mulai minggu lalu kita memasuki apa yang disebut dengan ordinary time atau masa biasa atau tempus per annum dalam kalender gerejawi/tahun liturgi, yang ditandai dengan kain mimbar berwarna hijau, setelah sebelumnya kita menggunakan kain mimbar berwarna ungu selama masa Prapaskah, putih sejak hari Paskah sampai hari kenaikan Tuhan Yesus dan merah yang digunakan di hari Minggu Pentakosta.
Kata ‘biasa’ seringkali dikontraskan dengan ‘luar biasa’, dimana kata ini mengandung konotasi hambar, membosankan, tidak istimewa. Kalau orang bertanya apa kabar kita dan kita menjawab dengan ‘biasa-biasa saja’, biasanya itu berarti kalau hidup kita sedang begitu-begitu saja, tidak ada yang berkesan, tidak ada yang seru untuk diceritakan.
Masa biasa dalam kalender gerejawi tidak berarti dalam masa ini kehidupan rohani kita akan menjadi stagnan, tidak berkembang, begitu-begitu saja. Masa biasa secara sederhana hanya berarti kita tidak sedang berada dalam masa khusus seperti Adven ataupun Paskah. Justru sebaliknya, ‘masa biasa’ ini menekankan kepada kita bahwa Allah bukan hanya dapat ditemui dalam festival-festival keagamaan yang ‘khusus’, namun dalam keseharian kita. Allah bukanlah Allah yang begitu eksklusif dan membuka pintuNya hanya dalam waktu-waktu tertentu saja, namun Allah yang bersama dengan kita dalam setiap aspek hidup kita.
Selamat berjumpa dengan Allah dalam waktu-waktu biasa ini. (SH)
Image by Google Maps