KEKRISTENAN MODERN BERBASIS KRISTUS
Di jaman sekarang, punya teman, famili, Ayah, Ibu, pacar atau rekan bisnis di luar kota bahkan di luar negeri sudah lumrah. Sejak teknologi informasi dan internet melanda dunia, komunikasi antar bangsa dan negara jadi lebih mudah dan murah. Dunia tanpa batas. Tidak perlu lagi harus berkirim surat dengan perangko yang mahal harganya dan bisa berhari-hari untuk sampai di tujuan. Telepon genggam pintar (smart Hp) sampai komputer dengan sambungan internet bisa dipakai. Tidak hanya kirim pesan pendek, tetapi juga video conference. Fasilitas 7×24 jam nonstop dan siap dipakai kapan saja. Dunia sekarang ada di jari jemari Anda. Perubahan begitu sangat cepat dan inovatif pada pola interaksi antar manusia di seluruh belahan dunia manapun. Sekarang di dunia ini hampir tidak ada yang tidak tersentuh, kecuali di beberapa pelosok dunia dimana akses ke teknologi informasi dan telekomunikasi masih belum maksimal. Kemudahan berinteraksi secara global, serta merta memudahkan manusia untuk memiliki jaringan pertemanan dan bermasyarakat di luar batas-batas keluarga, negara dan bangsa. Jangan kaget, komposisi suatu keluarga kemungkinan besar juga akan terkena imbas fenomenal ini. Pertemanan, persahabatan dan perkawinan antar bangsa di masa depan berpotensi semakin meningkat dan bervariasi. Dalam suatu keluarga, mungkin saja sang menantu berasal dari India sedangkan menantu lainnya berasal dari Korea. Masing-masing membawa tradisi, warna dan tingkah pola sendiri sendiri dalam suatu keluarga. Bagaimana dengan keturunan mereka? Sudah pasti terjadi multikultural dan percampuran antar ras dan suku bangsa. Selain keindahan baru muncul, masalah-masalah barupun akan terbit. Misalnya, dalam suasana santai menjelang Tahun Baru, masakan apa yang akan dihidangkan untuk disantap bersama. Haruskah menyiapkan Kim Chi dan Chapati? Atau tetap aja menu Sunda dengan sayur asem komplit dan ikan bakar plus petai dan Jengkol. Itu baru makanan, belum lagi cara-cara berkomunikasi, menggelengkan atau menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Heboh budaya yang tidak mudah untuk dipikirkan dan disikapi bersama.
Dalam jaman tanpa batas ini, dalam peradaban baru ini dimana sulitnya menyensor berbagai informasi maka mau tidak mau kita harus berhati-hati, bijak dan cerdas melihat dan menilai serta berani melakukan sensor diri. Kita tidak bisa menghindari teknologi tetapi harus beradaptasi dan fleksibel agar kita tidak terlibas oleh arus jaman. Namun diatas semua itu, hendaknya kita tetap berpegang teguh pada ajaran agama dan nilai-nilai Kristiani. Integritas jati diri sebagai seorang Kristen tidak boleh serta merta luluh karena benturan peradaban dan kebiasaan hidup jaman modern yang baru. Justru ajaran dasar Kristiani bisa menjadi katalisator dalam menerima perbedaan dan juga kesamaan dalam berpikir, bertindak dan berinteraksi dengan sesama manusia tanpa dipengaruhi oleh faktor suku dan bangsa. Tetap konsisten dalam menghadapi beragam tantangan, warna hidup Kristiani akan menjadi lebih menonjol, suatu nilai tambah yang akan membedakan seorang Kristen dengan yang lain. Seperti ada tertulis: “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus (Kolose 2:8). Setiap orang Kristen tetap ikuti perkembangan jaman, tidak gaptek, tidak kuper, tidak jadul tetapi tetap canggih namun tidak kehilangan akar iman Kristen kita. Orang Kristen modern yang tetap berbasis pada Yesus Kristus (J.Th)