KEMBALI KE KELUARGA
by GPBB ·
Kembali ke keluarga? Apa maksudnya? Tiap malam sepulang kerja saya sudah kembali ke keluarga, begitu juga anak saya sepulang dari sekolah! O, artinya bukan itu. Kembali ke keluarga bukan dalam arti fisik atau tempat, tetapi,
- Kembali ke Suasana Kekeluargaan.
Benar bahwa kita setiap hari kembali ke keluarga tetapi semakin lama kita kehilangan suasana kekeluargaan. Kesibukan telah membuat kita menjadi lelah, mudah stress dan akibatnya kita menjadi orang yang pelit untuk meluangkan waktu bersekutu dengan keluarga kita. Kita pergi pagi hari dan pulang malam hari. Setiap anggota keluarga sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Orangtua dengan date line pekerjaan, anak-anak dengan beban pelajaran menumpuk. Keluarga menjadi miskin persekutuan. Pembicaraan menjadi singkat sekedar basa-basi karena masing-masing buru-buru dikejar waktu. Selamat pagi, jangan lupa sarapan, titi dj ya, (maksudnya hati-hati di jalan), hanya kata-kata itu yang rutin terdengar. Mayoritas keluarga di kota besar seperti Singapura telah kehilangan suasana kekeluargaan, home sweet home. Tidak ada lagi canda tawa, saling menguatkan, saling mendoakan, saling jujur, terbuka dan komunikasi akrab. Setiap orang lebih sering bersekutu dengan TV, Face book, twitter, WA, TikTok, Intagram dll. Yang jauh jadi dekat, yang dekat malah jadi jauh. Efesus 4:32 berkata, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah didalam Kristus telah mengampuni kamu.” Perhatikan kata “ramah” dan “penuh kasih mesra” Apakah keramahan dan penuh kasih mesra telah lama punah di keluarga kita?
- Kembali Membangun Suasana Rohani Dalam Keluarga.
Apa yang paling menyedihkan di keluarga-keluarga Kristen jaman sekarang? Yaitu tidak adanya suasana rohani di rumah. Pagi-pagi TV sudah dinyalakan, atau sudah langsung buka WA, FB, Twitter dll. Lantas kapan buka Alkitabnya? Kapan bersaat teduh bersama keluarga? Jawabannya: “Tidak ada waktu!” (loh untuk medsos kok ada waktu). 2 Korintus 3:2 tertulis, “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.” Apakah melalui kita atau keluarga kita orang lain dapat dengan mudah melihat dan membaca Kristus? Salah satu kesaksian yang terindah adalah bukan kesibukan di gereja, bukan pula kebaktian atau pelayanan dll tetapi adalah bagaimana kita satu keluarga dikenal baik, ramah, dan hubungan antar anggota keluarga begitu rohani dan terjalin mesra. Jika ada tamu yang menginap di rumah kita, juga diajak untuk ikut dalam persekutuan doa keluarga. Setiap pagi terdengar nyanyian rohani, membaca Alkitab bersama pada pagi hari atau pada malam hari sebelum pergi tidur. Sungguh keluarga kita akan diberkati oleh Tuhan Yesus, pertama-tama bukan dengan kelimpahan materi tetapi dengan kerukunan, saling hormat, orangtua berwibawa di mata anak-anaknya dan anak-anak berharga di mata orang tuanya.
Ketika tahun 2022 GPBB kembali mengadakan Bulan Keluarga, MJ Bidang Ibadah merindukan agar setiap keluarga di jemaat GPBB dapat kembali menghidupkan suasana kekeluargaan dan kerohanian di keluarga masing-masing. Sesibuk apapun kita, tetaplah berkomitmen bahwa keluarga harus menjadi salah satu prioritas untuk diperhatikan bukan diabaikan. Marilah kita kembali ke keluarga kita dan membangun keluarga kita agar menjadi keluarga berisikan H.O.M.E (J.Theo)
Photo courtesy of National Cancer Institute - Unsplash