Kemenangan atas Masa Lalu
Saya dilahirkan dalam keluarga Kristen. Saat ini saya berusia 33 tahun. Namun baru dalam 2 tahun terakhir ini, saya bisa merasakan damai ada dalam hati. Sejak kecil saya sudah yatim piatu. Saya menumpang hidup di rumah tante yang mempunyai 3 anak. Saat itu hidup saya sangatlah tidak mudah, tapi saya bertahan demi cita-cita untuk melanjutkan sekolah. Perlahan-lahan saya bertumbuh menjadi seorang remaja yang keras kepala, sombong, kasar dan pendendam. Kekristenan saya hanyalah sekedar label saja. Hidup saya hancur berantakan, saya benci pada diri saya dan juga menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan atas kehancuran hidup saya. Keputusan terparah yang saya ambil adalah saya menikah muda dan pernikahan itu hancur. Anak yang saya lahirkan, dijauhkan dari saya.
Ditengah kepahitan hidup, saya lari ke Singapura dan bekerja sebagai PRT. Saya mendapat majikan yang baik, tapi saya tetap tidak puas. Setelah 3 tahun bekerja, saya kembali ke Indonesia. Dan mendapat pekerjaan yang bagus, tapi hati saya masih tidak puas juga, saya kembali lagi ke Singapura. Kali ini saya mendapat majikan yang jauh berbeda dengan majikan yang pertama.
Penderitaan terasa makin bertambah berat, saat itulah saya teringat akan Tuhan yang pengasih dan selalu setia. Saya menangis di hadapanNya, sungguh ajaib, saat itu saya merasakan beban hidup berkurang. Sebulan kemudian tepatnya bulan Juni 2013 saya mendapatkan off day setiap Minggu! Sungguh luar biasa, DIA telah menjawab doa permintaan saya. Sesuai dengan janji yang saya ucapkan, saya pergi Kebaktian di GPO. Cobaan dan godaan tetap menghantui hidup saya, tapi dengan tuntunan Tuhan Yesus, saya bisa mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal yang bisa menjerumuskan saya dalam lembah dosa. Perubahan yang lebih drastis terjadi ketika saya mendengar kotbah di GPO, Minggu 9 Juni 2013. Ada perkataan yang berulang-ulang ditegaskan yaitu ‘kalau kita mau berbuah dalam Kristus, kita harus berubah terlebih dahulu’ . Berubah – berbuah! ….
Pernyataan itu memotivasi saya untuk berubah. Saya berubah mulai dari diri saya sendiri, saya belajar memaafkan masa lalu saya. Memang tidak mudah, tapi saya terus diingatkan dengan pesan Firman ‘berubah – berbuah’ dan saya tidak mau jadi ranting yang kering lalu dipotong dan dibakar.
Minggu depannya saya pergi ke GPBB. Minggu ke-4 tanpa disengaja, saya bertemu dengan seorang MM, dari dia saya mengetahui tentang kegiatan MM. Akhirnya saya mendapat banyak teman2 seiman. Tuhan sungguh luar biasa, teman2 yang dulu meninggalkan saya digantikan dengan teman2 yang seiman.
Pada bulan Juli, Minggu ke-4 saya pertama kali ikut persekutuan MM dengan tema ‘menang atas Pencobaan’. Saat itu saya betul2 disadarkan bahwa masih terlalu banyak hal kedagingan yang menguasai pikiran dan hidup saya. Sejak itu saya mulai bisa menerima keadaan saya yang sekarang dan benar-benar memaafkan masa lalu saya. Sedikit-sedikit saya merasakan perubahan dalam hidup saya
Saya tidak lagi egois dan bisa mengalah untuk kebaikan bersama, saya tidak lagi pendendam, saya tidak lagi mendewakan materi dan yang paling istimewa saya bisa bersyukur dengan keadaan saya sekarang ini. Pasti ada rencana Tuhan yang indah. Saya bersyukur karena lewat FirmanNya saya menang atas masa lalu saya dan semua keinginan daging saya. (Anonim)