KITAB KELUARAN
by GPBB ·
KITAB KELUARAN
Baru-baru ini, Bloomberg mengumumkan bahwa Singapura menjadi negara paling aman di dunia di tengah Pandemik Covid-19. Urutan ini mengalahkan Selandia Baru yang kini berada di urutan kedua (Bloomberg, “The Covid Resilience Ranking: The Best and Worst Places to Be as Variants Outrace Vaccinations,” April 26, 2021). Entah saya harus senang atau sedih membaca berita ini. Senang karena kita berada di tempat yang paling aman sedunia; tetapi juga sedih karena orang-orang yang kita kasihi masih berada di negara lain di tempat jauh yang relatif lebih tidak aman. Mungkin itulah perasaan Musa ketika melihat bangsanya sendiri berada di bawah penindasan dan siksa, sementara ia hidup dalam kenyamanan adikuasa Mesir.
Musa akhirnya menyadari bahwa kehidupannya yang nyaman di Mesir, pendidikan dan kekuasaan yang ia miliki, bahkan kesempatan kedua untuk hidup (sementara bayi-bayi Ibrani lain mati di tangan Firaun yang kejam) bukan untuk tujuan pemuasan diri. Musa dipanggil oleh Allah untuk menjadi saluran berkat. Tetapi seperti biasa, untuk menjadi saluran berkat, Allah harus meremukkan Musa terlebih dulu. Ibarat induk elang yang menghantam sarang supaya anak-anaknya jatuh dari ketinggian dan belajar terbang, demikianlah Allah menggoncang kenyaman hidup Musa di Mesir dan menggiringnya ke Midian untuk mempersiapkannya menjadi seorang yang lebih besar daripada putera Firaun, yaitu menjadi gembala di tangan Allah.
Kitab Keluaran adalah kitab yang indah. Sekalipun Musa menjadi salah satu tokoh penting dalam rangkaian kisah kitab Keluaran, ia bukan orientasi utama dari kitab ini. Keluaran juga bukan terfokus pada Israel sebagai umat pilihan, walaupun keluh-kesah mereka terdengar di sepanjang perjalanan di padang pasir. Sebagai kitab kedua dari lima kitab Musa, kitab Keluaran berbicara tentang sejarah keselamatan Allah, bukan sekedar untuk bangsa Israel, tetapi untuk umat-Nya di sepanjang zaman yang telah Ia pilih di dalam Kristus “sebelum dunia dijadikan” (Ef. 1:4). Kitab Keluaran mengisahkan kasih Allah yang besar bagi umat yang dikasihi-Nya; dan rencana-Nya yang tidak pernah gagal untuk mengaruniakan kelepasan bagi umat yang tertindas dan damai sejahtera menuju tanah Perjanjian. Tetapi semua itu tidak Allah kerjakan sendirian.
Allah berkarya melalui dan bersama dengan orang-orang yang taat, yang merendahkan diri untuk dipakai-Nya dan bertekun bersama dengan-Nya melewati berbagai pergumulan dan lika-liku kehidupan. Di masa lalu Allah berkarya melalui diri Musa dan Harun. Saya percaya, Allah yang sama tetap berkarya di masa kini melalui diri kita. Allah berkarya di keluarga, di kantor, di masyarakat, di gereja, di segala aspek kehidupan. Ia masih memberikan panggilan yang sama: agar kita dipakai-Nya mejadi saluran berkat. Doa kami para pengerja ialah agar kita sebagai GPBB bertumbuh dalam ketaatan dan mengalami campur tangan Tuhan dalam hidup, sehingga kita dapat mejadi saluran berkat yang efektif setiap hari. Amin! Selamat berjalan bersama Tuhan di sepanjang kitab Keluaran. Tuhan memberkati (yj).