MENIKMATI KUATIR
Judul di atas kok rasanya aneh! Kuatir itu bukan untuk dinikmati tetapi dihindari. Mana ada manusia yang mau kuatir, pengennya tuh bahagia, tenang, damai, pokoke urip iku kudu tentrem. Lagi pula para pengkhotbah saja sering negor kita, bahwa kuatir itu adalah ciri tidak beriman. Orang yang kuatir tanda kurang beriman atau malah tidak beriman. Apa benar demikian? Apakah selama hidup kita bisa steril dari kuatir? Apakah percaya Tuhan Yesus akan terbebas dari kuatir?
Mari kita menyimak apa yang mau dikatakan Matius 6:25: “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,…” Ayat ini sering menjadi dasar ajaran bahwa kita tidak boleh kuatir karena Tuhan Yesus saja melarang. Saya pikir maksud Tuhan Yesus bukan demikian. “Jangan kamu kuatir” bukan berarti kita, umatNya tidak bisa kuatir, takut, cemas, was-was dll. Secara psikologis dan selama hayat masih dikandung badan tidak mungkin kita bebas dari kuatir. Tuhan Yesuspun Mahatahu akan hal ini. Hanya maut yang bisa menghentikan kuatir dalam hidup kita. Tetapi arti yang sebenarnya dari perintah itu adalah “Jangan kamu dikuasai oleh kuatir”, “Jangan kamu dikalahkan oleh kuatir.” Jelas sudah bahwa “Jangan kamu kuatir” berarti “Jangan kamu dikuasai oleh kuatir atau jangan kuatir itu sampai mendominasi alam pikiran kita.” Kita tidak bisa mencegah kuatir mampir ke hidup kita tetapi kita bisa cegah kuatir bertahta dan menguasai hidup kita.
Mengapa kuatir tidak boleh menguasai kita? Matius 6:27 menjawabnya, yaitu:
- Kuatir membuat kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Jika kita dikuasai oleh kuatir, pikiran kita menjadi macet dan cenderung berpikir pendek, tidak kreatif. Kita takut berbuat ini dan itu. Akhirnya, kita tidak berkembang karena cenderung diam dan takut berbuat apa-apa. Padahal kita harus terus berkreasi. Jika kita berani hadapi kuatir maka akan timbul kreatifitas kita sehingga kita selalu menemukan solusi sebagai pemenang atas berbagai masalah kehidupan ini.
- Kuatir membuat kita menjadi cemas dan curiga.
Jika kita membiarkan kuatir menguasai hidup kita maka kuatir akan berkembang biak menjadi ketakutan, kecemasan dan yang terberat adalah halusinasi (melihat sesuatu seolah-olah nyata padahal tidak ada)
- Kuatir membuat kita tidak bisa melihat apa yang ada di sekitar kita.
Kekuatiran cenderung membuat kita melihat apa yang tidak ada (halusinasi ringan) sementara yang ada di depan mata tidak kita lihat. Tuhan Yesus berkata: “Pandanglah burung-burung di udara dan bunga bakung di ladang.” Tuhan tidak menyuruh kita melihat apa yang tidak ada di sekitar kita. Burung dan bunga ada selalu di sekitar kita setiap hari, tetapi karena kuatir seringkali mereka tidak kita lihat. Kekuatiran itu jahat sekali sebab membutakan mata kita untuk melihat apa yang ada di sekitar kita dan memiskinkan hidup kita dari sikap bersyukur.
Jadi, jangan kuatir jika kita kuatir. Ingatlah, kita memiliki Tuhan Yesus. Di tangan kiri kita ada pengharapan, di tangan kanan kita ada iman. Dengan pengharapan dan iman, kita menang atas kekuatiran. Orang-orang yang survive adalah mereka yang mampu mengatasi kuatir menjadi kekuatan untuk menang. Kuatir?? Mari kita serentak berkata: No way! (J.Th)