MENJADI JEMAAT YANG MISIONER
(pic from treasuresofhope.wordpress.com)
Tuhan Allah adalah Tuhan yang melakukan misi. Kisah-kisah yang tertulis dalam PL atau PB adalah mengenai misi. Tuhan mengutus Abraham supaya melalui Abraham, segenap bangsa di muka bumi diberkati. Tuhan mengutus Yusuf sehingga melalui Yusuf, bangsa-bangsa dapat mengenal Tuhan Allah Israel. Tuhan mengutus Musa supaya kemuliaan Allah dinyatakan kepada bangsa-bangsa.[1]
Tuhan juga mengutus puteraNya Yesus Kristus, untuk menyelamatkan dunia. Melalui pengajaran, kehidupan, kematian dan kebangkitanNya, Yesus Kristus memberikan hidup yang kekal kepada orang percaya. Setelah Yesus Kristus naik ke surga, para murid Tuhan diutus untuk melakukan misi. Melalui kehidupan para murid Tuhan Yesus, kabar baik mengenai keselamatan yang telah disediakan Allah melalui Kristus diberitakan kepada bangsa-bangsa.
Roh Kudus berperan penting dalam pemberitaan Injil. Dengan penyertaan Roh Kudus, mereka memberitakan Injil dengan kuasa Allah. Tanda-tanda heran yang menyertai pelayanan Kristus, juga terjadi dalam pelayanan murid-murid Kristus.
Tuhan Allah pun mengutus orang-orang percaya di masa kini menjadi pemberita Injil supaya bangsa-bangsa di dunia dapat mengenal dan menyembah kepada Allah. Oleh sebab itu memberitakan Injil bukan hanya tugas pendeta ataupun penginjil tetapi tugas dari semua orang percaya.
Dalam Matius 28:19 Yesus Kristus mengatakan: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Kata kerja utama adalah “jadikanlah…muridKu,” sedangkan kata “pergilah” adalah kata kerja participle, sehingga dapat diterjemahkan “Ketika engkau pergi, jadikanlah segala bangsa muridku.” Kita mengerti ayat ini sebagai perintah Kristus untuk memberitakan Injil dan memuridkan. Hal ini bukan hanya berarti kita harus pergi ke suatu tempat untuk memberitakan Injil. Tetapi perintah ini dimaksudkan agar di mana kita berada, Injil diberitakan.
Ketika kita berhubungan dengan Kristus, kita tidak bisa untuk tidak menjadi bagian dalam misiNya.[2] Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang misioner, maka kita pun menjadi jemaat yang misioner. Bagaimana menjadi jemaat yang misioner?
- Bukan keharusan tetapi gaya hidup orang percaya.
Karena kasih dan kepedulian kepada sesama menjadi motivasi kita memberitakan Injil, maka kita akan berbagi kehidupan sebagai orang percaya kepada orang-orang di sekitar kita. Berbagi cerita tentang kasih Allah menjadi suatu kesukaan dan gaya hidup orang percaya. Kita tidak menjadi bosan bercerita tentang hal-hal yang dilakukan oleh Tuhan.
- Bukan hanya dengan perkataan tetapi perbuatan.
Orang percaya adalah surat Kristus (2 Korintus 3:3), hal ini berarti Allah memakai kehidupan orang percaya sebagai pemberitaan injil Kristus. Kita memberitakan Injil bukan hanya dengan perkataan tetapi juga melalui perbuatan. Setiap perbuatan yang baik dari orang-orang percaya menjadi pernyataan akan kemuliaan Allah. Karena kisah hidup orang percaya adalah bagian dari kisah besar tentang Allah yang berkuasa mengubah kehidupan melalui InjilNya. (Iva-Ie Hoa Tjen)
[1] Henry T. Blackaby dan Avery T. Willis, Jr., “On Mission With God” in Perspectives on the World Christian Movement (Pasadena, California: William Carrey Library, 2009), 77.
[2] Henry T. Blackaby dan Avery T. Willis, Jr., 77.