Tuhan adalah Gembalaku (Lagi)
by GPBB ·
Mazmur 23 adalah Mazmur favorit. Sudah sering kita dengar khotbahnya. Ada sejumlah lagu yang menggunakan teks Mazmur 23 atau terinspirasi dari Mazmur 23. Walaupun demikian, masih ada ruang untuk kita kembali merenungkan Mazmur Tuhan adalah gembalaku ini.
Ay. 1 adalah pembuka sekaligus deklarasi keyakinan pemazmur akan pemeliharaan Tuhan dengan gambaran Tuhan seperti gembala. Ia menyatakan “takkan kekurangan aku”. Gembala adalah penting bagi domba-dombanya karena gembalalah yang akan membawa mereka ke padang yang berumput hijau dan air tenang (ay. 2). Secara geografis Timur Tengah dan Israel adalah tempat yang tandus. Domba-domba dipimpin ke tempat yang baru jika rumput atau air di tempat mereka habis. Dengan demikian domba-domba menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada gembala.
Ay. 2 sekaligus menunjukkan bahwa gembala mememelihara kebutuhan fisik domba-dombanya. Hal ini berarti menunjukkan keyakinan pemazmur bahwa Tuhan akan memelihara hidup melalui mencukupkan kebutuhan fisik. Ay. 3 dengan kata-kata “menyegarkan jiwa”, “ke jalan yang benar”, “oleh karena namaNya” mengindikasikan aspek rohani. Bersama dengan Tuhan pemazmur “tidak takut bahaya” sekalipun “dalam lembah kekelaman”, yaitu bahaya maut. Ay. 4 ini adalah aspek psikologis. Takut adalah bentuk fenomena psikologis yang paling umum. Dalam Alkitab terdapat 140 kali lebih kalimat “jangan takur” (bukan 365 ayat seperti keyakinan populer). Terakhir ay. 5 adalah aspek menghadapi “lawan”, atau secara umum hal ini bisa dimengerti sebagai menghadapi kesulitan/tantangan. Dari ay. 2-5 Tuhan adalah gembala membuat pemazmur, dan tentunya kita, berkeyakinan bahwa ktia tidak akan kekurangan. Ia mencukupkan kebutuhan fisik, rohani, psikologis dan memampukan kita menghadapi kesulitan.
Apakah janji Tuhan ini akan terpenuhi semuanya secara hurufiah? Bagi sebagian hal ini bisa terjadi. Tetapi dalam Mazmur 23 ini, diajarkan yang terpenting adalah ada Tuhan di hidup mereka. Hal ini melampaui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis, rohani dan bahkan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup. Dalam Mazmur 23 hal ini diindikasikan dalam kalimat “aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku”. Sejalan dengan keyakinan ini maka ay. 6 merupakan puncak dari Mazmur 23, Pemazmur merasa “kebajikan dan kemurahan akan mengikuti aku, seumur hidupku” dan karenanya “aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa”. Perhatikan kata “seumur hidup” dan “sepanjang masa” memperlihatkan konsistensi dan kesinambungan. Kebajikan dan kemurahan Tuhan selalu ia rasakan sekalipun kondisi sulit. Kerinduan dan aksi untuk diam di rumah Tuhan terus menerus ada pada pemazmur. Dengan demikian berdasarkan Mazmur 23 Tuhan adalah gembala yang menyertai dan memelihara. Pemahaman serta penghayatan inilah yang terpenting bukan semata pemenuhan kebutuhannya. Selamat mengalami Tuhan sebagai gembala yang menyertai dan memelihara! (DjH)