YUNUS
by GPBB ·
Kitab Yunus mengisahkan seorang nabi bernama Yunus yang dipanggil oleh Allah untuk memperingatkan orang Niniwe, yang merupakan ibu kota Kekaisaran Asyur kuno. Niniwe terletak di tepi timur Sungai Tigris di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari kota Mosul di Irak modern. Pada masa itu, Niniwe merupakan kota yang penting dan terkenal karena kekayaan dan kekuatan militernya. Bangsa Asyur juga terkenal dengan perlakuan kejam terhadap bangsa yang mereka taklukkan. Pada abad ke-8 SM, Niniwe tercatat sebagai salah satu kota dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, dengan jumlah penduduk sekitar 100 ribu orang. Dengan kata lain, status Niniwe kurang lebih serupa dengan New York atau London saat ini.
Salah satu aspek yang menarik dari kitab ini adalah perdebatan di antara para akademisi mengenai genre dan bentuk sastranya. Meskipun secara tradisional diklasifikasikan sebagai kitab nubuatan, kitab ini juga menarik perhatian karena karakteristik unik dan struktur narasinya. Beberapa akademisi berpendapat bahwa Kitab Yunus adalah sebuah karya satir atau komedi, yang menunjuk pada unsur-unsur seperti situasi yang dilebih-lebihkan, karakter karikatur, dan episode lucu. Misalnya, usaha Yunus untuk melarikan diri dari perintah Tuhan dimana ia dibuang dari kapal dan akhirnya ditelan oleh seekor ikan besar, atau pohon jarak yang tumbuh dan kemudian layu keesokan harinya.
Yang lain menafsirkan Kitab Yunus sebagai sebuah perumpamaan, yang menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pelajaran moral dan teologis daripada menceritakan peristiwa sejarah. Menurut pandangan ini, pengalaman Yunus melambangkan tema yang lebih luas seperti universalitas kasih Allah (bukan hanya kepada bangsa Israel namun juga ke bangsa Asyur yang menjajah mereka), pentingnya ketaatan pada perintah ilahi, dan soal pertobatan dan pengampunan.
Aspek lain yang menarik adalah makna simbolik kisah Yunus dalam teologi dan seni Kristen. Dalam tradisi Kristen, Yunus sering diartikan sebagai bayangan atau gambaran awal Yesus. Penafsiran ini muncul dari kesamaan cerita mereka, khususnya bagian Yunus yang ditelan oleh seekor ikan besar dipandang sebagai tipologi/simbol kematian dan kebangkitan Yesus. Sama seperti Yunus yang berada di dalam perut ikan besar selama tiga hari tiga malam sebelum bangkit kembali, demikian pula Yesus berada di dalam kubur selama tiga hari sebelum kebangkitan-Nya. Paralel ini sering digambarkan dalam seni abad pertengahan dan Renaisans, di mana Yunus ditampilkan di dalam perut makhluk laut, terkadang dengan gambaran yang mengingatkan pada makam Yesus atau dengan elemen simbolik lain yang mengisyaratkan kebangkitan Kristus. (SH)
Image modified from biblword.net