MUSAFIR
by GPBB ·
Minggu ini kita merayakan ulang tahun Singapura yang ke-59. Sebagai umat Tuhan yang ditempatkan di negeri ini, kita diingatkan akan panggilan kita untuk mengusahakan kesejahteraan kota tempat kita tinggal, sebagaimana tertulis dalam Yeremia 29:7, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”, yang ditulis dalam konteks kehidupan bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan di Babel. Sebagai orang yang merantau, kita mungkin juga merasa jauh dari kampung halaman kita. Namun, kita dipanggil untuk menjadi berkat di tempat di mana Tuhan menempatkan kita. Kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan masyarakat, berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan bersama.
Semangat ini juga kita temukan dalam surat untuk Diognetus, yaitu sebuah dokumen gereja mula-mula yang ditulis sekitar pertengahan sampai akhir abad ke-2 Masehi. Pada saat itu, gereja hidup di bawah kekaisaran Romawi. Dalam surat ini, sang penulis menegaskan paradoks identitas kristiani: “Mereka tinggal di negara mereka masing-masing, tetapi hanya sebagai musafir; mereka ambil bagian dalam segala hal sebagai selayaknya warga negara, dan mereka menanggung semua kesulitan sebagai orang asing. Setiap negara asing adalah tanah air bagi mereka, dan setiap tanah air adalah negara yang asing.” (“They dwell in their own countries, but only as sojourners; they bear their share in all things as citizens, and they endure all hardships as strangers. Every foreign country is a fatherland to them, and every fatherland is foreign.”) Hal ini untuk menegaskan kepada kekaisaran Romawi bahwa di satu sisi umat Kristen tidak ada bedanya dengan penduduk kekaisaran Romawi lawinnya, namun di sisi lain umat Kristen berbeda dengan penduduk lainnya berhubung kewarganegaraan mereka yang terutama adalah dari surga (Fil 3:20).
Surat ini mengajarkan kita bahwa dimanapun kita berada, kita harus menjalankan tugas kita sebagai warga yang baik, mengambil bagian dalam segala sesuatu yang baik dan benar. Kita harus menjalani hidup sebagai saksi Kristus dan mengasihi sesama tanpa memandang perbedaan. Dengan demikian, kita dapat menjadi garam dan terang bagi masyarakat di sekitar kita. Dalam momen perayaan ulang tahun Singapura yang ke-59 ini, kiranya Tuhan memberkati kita semua dalam usaha kita untuk mengusahakan kesejahteraan kota ini, dan kiranya Singapura selalu menjadi tempat di mana kasih dan damai sejahtera Tuhan mengalir atasnya. (SH)