Panggilan Untuk Melayani
by GPBB ·
80 tahun lalu, Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Buah perjuangan itu dinikmati oleh orang Indonesia hari ini. Siapa yang berjuang? Ada banyak orang yang memberikan hidupnya, orang-orang yang namanya mungkin hanya dikenang oleh kerabat dan sahabat mereka namun tidak pernah diingat oleh sejarah nasional. Orang-orang yang berjuang dengan hidup mereka selama masa penjajahan Belanda selama 3.5 abad dan Jepang selama 3.5 tahun supaya Indonesia merdeka. Bagaimanakah kemerdekaan tersebut dipakai dan dinikmati oleh orang Indonesia saat ini? Mungkin tantangan hidup hari ini menghapus ingatan tentang penjajahan seakan-akan kemerdekaan itu tidak ada artinya karena hidup hari ini pun sulit.
Surat Galatia mengingatkan bahwa hari ini orang percaya adalah orang yang merdeka, yang sudah dibebaskan dari dosa, yang diperhadapkan pada pilihan apakah akan hidup dalam dosa atau hidup dengan cara yang lain.Dalam Galatia 5:13, Paulus menulis, “Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Sekitar 15 tahun kemudian, Petrus juga menulis hal yang serupa dalam 1 Petrus 4:10 yang mencatat, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Dua surat ditulis oleh dua rasul yang berbeda kepada dua konteks jemaat yang berbeda, namun ada pesan yang sama yang diberikan, supaya jemaat melayani seorang akan yang lain sebagai cara hidup yang berbeda.
Mengapa pesan ini penting bagi gereja? Karena inilah teladan dari Kristus yang mengatakan bahwa “Anak Manusia datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani.” (Matius 20:28; Markus 10:45). Kita tidak menyangkal bahwa banyak kesulitan dalam hidup hari ini. Namun, apakah kesulitan yang ada membuat kita tidak menghidupi panggilan untuk hidup dengan cara yang berbeda? Panggilan untuk melayani satu dengan yang lain, dan bukan hanya untuk kepentingan diri kita semata. Itulah panggilan yang Kristus jalankan sekalipun hidupNya pun penuh dengan tantangan dan cobaan.
Apa implikasinya buat orang percaya? Hal ini dapat menjadi sebuah perenungan bagaimana setiap dari kita memakai hidup yang Tuhan berikan. Biarlah kita belajar merenungkan hal ini bukan sebagai penghakiman yang menuntut kita untuk selalu melakukan sesuatu yang lain, melainkan sebagai panggilan yang mengingatkan kita akan prioritas hidup. Pada akhir hidup kita di dunia, kira-kira apakah kita dapat mengatakan bahwa pertandingan saya sudah selesai, dan saya sudah bertanding dengan sebaik mungkin di hadapan Allah. (VL)
Image courtesy by I Dewa Gede Agung Pranasiwi