PARA GEMBALA: SANG PEMBERITA YANG SEDERHANA (Lukas 2:8,15-20)
Gembala bukan pekerjaan yang terpandang di Palestina pada masa hidup Yesus. Umumnya, para gembala adalah orang-orang yang tidak berpendidikan. Mereka biasa tidur bermalam-malaman di luar rumah, di padang belantara untuk menjaga kawanan ternak. Mereka terbiasa dengan pekerjaan kasar dan kehidupan yang bebas-liar. Dalam aspek sosial, mereka bukan orang yang berpengaruh. Dalam aspek hukum, kesaksian mereka biasanya tidak diperhitungkan dalam pengadilan. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok marjinal dalam strata bawah kehidupan sosial Palestina. Tetapi, anehnya, berita natal itu pertama kali disampaikan kepada mereka.
Natal ialah kemuliaan yang Maha Tinggi mendatangi keterpurukan yang maha rendah. Sekalipun di mata manusia para gembala adalah kelompok yang hina dina, Allah justru memakai mereka menjadi pemberita kabar kesukaan kelahiran Yesus. Alkitab menyaksikan, “Lalu mereka [para gembala] cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan” (ay.16). Para gembala ini bukan hanya mendatangi bayi Yesus tetapi juga menyaksikan berita yang mereka dengar dari para malaikat tentang bayi Yesus kepada semua orang (ay.18). Alkitab menuliskan, “Dan semua orang yang mendengarnya heran (takjub [NIV: amazed]) tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka” (ay.18). Dan hati para gembala dipenuhi oleh sukacita, “memuji dan memuliakan Allah” (ay.20).
Apakah Anda pernah merasa diri tidak mampu bersaksi, tidak memiliki cukup talenta untuk melayani Tuhan, tidak cukup baik, atau tidak cukup berpendidikan untuk membagikan kabar sukacita natal kepada orang lain? Jika para gembala yang begitu rendah saja dapat melakukannya, apalagi Anda! Mulailah menjadi pemberita kasih natal betapapun sederhananya hidup Anda (yj).