DIUTUS
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Rm 10:15, Yes 52:7)
Rasul Paulus seringkali dijadikan model pelayanan misionaris ujung tombak, yaitu utusan gerejawi yang melayani pemberitaan Injil di daerah-daerah yang belum pernah mendengar Injil sama sekali. Ia sendiri menuliskan panggilannya ini dalam suratnya kepada jemaat di Roma, “Dan dalam pemberitaan [Injil] itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain.” (Rm 15:20)
Paulus dikenal sebagai rasul yang menembus batas-batas antara orang Yahudi dengan non-Yahudi dengan tegas (Rm 10:12), dan dalam perjalanan misinya ia memang berusaha ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau sebelumnya, dimana ia bahkan ingin pergi sampai ke Spanyol (Rm 15:24, 28), yang dianggap sebagai ‘ujung bumi’ saat itu, jika dilihat dari posisinya di ujung laut Mediterania.
Semua ini didasari oleh keyakinan Paulus bahwa seseorang tidak dapat percaya kepada Kristus jika tidak ada orang yang memberitakan Injil kepada orang tersebut – dan, karena itu, harus ada orang yang diutus untuk memberitakan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar Injil (Rm 10:14-17).
Namun hal ini tidak berarti bahwa Paulus bekerja sendirian. Justru sebaliknya. Ada banyak orang di balik layar yang memungkinkan pelayanan ujung tombak ini dapat terjadi. Jemaat Roma sendiri merupakan bagian dari rencana Paulus untuk bisa sampai ke Spanyol, dimana Paulus harap jemaat Roma dapat membantu mengantarkan ia ke sana (Rm 15:24). Atau, lihat saja daftar rekan-rekan sekerja Paulus seperti yang ia tulis dalam penutup suratnya kepada jemaat di Roma (Rm 16:1-16), untuk mengilustrasikan betapa pelayanan pekabaran Injil bukanlah pekerjaan satu orang atau sekelompok superhero, namun pekerjaan kolektif seluruh gereja dimana setiap dari kita memiliki perannya masing-masing.
Hari ini, rekan dan sahabat kita, Candra Putra Ardi Ananta, akan kembali ke Kediri, Indonesia. Ia telah menyelesaikan studi Master of Christian Ministry selama dua tahun di Discipleship Training Centre Singapura, dan akan kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pelayanan pekabaran Injilnya. Teriring doa dan berkat kami untuk Sdr Candra, kiranya Tuhan yang terus menyertainya kemanapun Tuhan mengutus! (SH)