AKHIR ZAMAN
Jika Anda tahu bahwa dunia ini akan berakhir besok, apakah yang akan Anda lakukan pada hari ini?
Spekulasi mengenai kapan kiamat akan terjadi terus menjadi hal yang populer. Yang terbaru dan yang sempat membuat heboh adalah spekulasi bahwa zaman akan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012, berdasarkan sebuah interpretasi terhadap kalender peradaban Maya. Spekulasi ini menginspirasikan berbagai lagu dan film, salah satunya film 2012.
Ada sebuah perkataan mengenai akhir zaman yang sangat populer (yang dipercayai berasal dari Martin Luther) yang berbunyi demikian, “Meskipun dunia ini akan berakhir besok, saya akan tetap menanam pohon apel saya pada hari ini.” Perkataan ini mungkin terdengar absurd bagi Anda. Kita mungkin akan berpikir, “Untuk apa repot-repot menanam pohon apel kalau besok sudah kiamat? Bukankah hal ini tidak ada gunanya? Toh dunia akan hancur juga kalau kiamat.” Namun, jika kita ingin konsisten dengan pemikiran seperti ini, kalau begitu untuk apa kita bersusah-payah menjalani hidup ini? Bukannya pada akhirnya semua ini akan menjadi ‘sia-sia’ saat akhir zaman nanti? Bukankah pola pikir seperti ini pula yang dimiliki oleh sebagian jemaat di Tesalonika yang bermalas-malasan dan tidak mau bekerja berhubung mereka yakin bahwa Tuhan akan datang sebentar lagi? (bdk. 2 Tes 3:6-12)
Sebaliknya, kalau begitu, mengapakah Martin Luther akan tetap menanam pohon apel pada hari ini meskipun jika ia tahu bahwa dunia akan berakhir besok? Bagaimanakah sepatutnya kita menghidupi apa yang kita akui minggu demi minggu, bahwa kita percaya kepada Yesus Kristus yang akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati? Bagaimanakah kepercayaan kita mengenai zaman yang akan datang sepatutnya mempengaruhi cara hidup kita di zaman ini? Dan, bagaimanakah sepatutnya kita menyikapi berbagai macam spekulasi mengenai akhir zaman? Mari kita menemukan jawabannya bersama-sama lewat pembinaan jemaat yang akan diadakan hari Sabtu, 25 Oktober ini. Sebelum itu, mari kita renungkan bersama sebuah perkataan berikut:
“Jika Anda sedang menggenggam benih di tangan Anda dan seorang berkata kepada Anda, ‘Kemarilah, Mesias telah datang!’, pertama bereskan menanam benih tersebut, dan setelah itu barulah Anda pergi untuk menemui Sang Mesias.” (Rabi Yohanan bin Zakai, 30 SM-90 M) (SH)