FALL: The (Un)necessary Interruption
by GPBB · Published · Updated
Apa yang baik (tov) yang Allah telah ciptakan dirusak oleh dosa. Dosa merupakan segala hal, baik yang bersifat pengabaian terhadap perintah Allah (sins of omissions) atau pun pelanggaran terhadap hukum-hukum-Nya (sins of commissions). Pada dasarnya, dosa merupakan sebuah keputusan untuk mencurigai rencana Allah yang baik dan memutuskan yang baik berdasarkan worldview diri sendiri, bukan lagi worldview Allah. Tidak heran Adam dan Hawa tidak taat kepada Allah ketika Allah pertama kali memberikan perintah: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej.2:16-17). Adam dan Hawa melihat bahwa larangan ini merupakan hal yang tidak baik. Mereka memutuskan apa yang baik menurut pandangan mereka sendiri dan melakukannya. Inilah jantung dari dosa!
“PADA DASARNYA, DOSA MERUPAKAN SEBUAH KEPUTUSAN UNTUK MENCURIGAI RENCANA ALLAH YANG BAIK DAN MEMUTUSKAN YANG BAIK BERDASARKAN WORLDVIEW DIRI SENDIRI, BUKAN LAGI WORLDVIEW ALLAH.” |
Dosa merusak hubungan bukan hanya hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga dengan diri mereka sendiri, dengan sesama dan dengan alam ciptaan Tuhan. Tidak heran ketika dosa ada, manusia tidak lagi melihat diri mereka sebagai gambar Allah yang ‘sungguh amat baik’, melainkan dirinya dipenuhi dengan ketakutan dan rasa malu (Kej.3:7,10). Di dalam relasi dengan sesama, tuduhan dan ketidakpercayaan (Kej.3:12) menggantikan persekutuan dan kekaguman yang indah terhadap sesama (Kej.2:23). Akibatnya, manusia berdosa merusak dan mengeksploitasi alam. Allah menjatuhkan kutuk terhadap dunia sebagai akibat dosa (Kej.3:17-19). Segala dampak dosa ini masih dapat dirasakan sampai sekarang.
Kesepian dan kehampaan mewarnai hidup banyak orang. Kejahatan dan sikap tidak menghargai sesama dirasakan dalam banyak interaksi antarmanusia. Keserakahan dan sikap yang tidak bertanggungjawab terhadap alam ciptaan Tuhan juga dapat terlihat dari perilaku manusia. Allah tidak menyukai semua ini.
Penatalayan Allah telah berubah menjadi perusak karya Allah. Kerajaan Imam yang Allah rindukan sejak awal kini diubah menjadi Kerajaan kegelapan yang dipenuhi keserakahan dan ambisi untuk kepuasan pribadi. Dampak yang dihasilkan amat buruk. Bukan hanya manusia mengalami kerusakan pada dirinya dan dengan sesama, manusia menuai akibat dari kelalaiannya menjaga alam yang Allah kasihi. Pada puncaknya, manusia terputus dari segala relasi yang baik dengan Allah. Inilah yang Allah maksudkan dengan kematian! (yj).
Image courtesy by Reformata.com