KEBENARAN, KEBAHAGIAAN DAN KEBERHASILAN
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:1-3)
Kebahagiaan dan keberhasilan adalah dambaan setiap manusia. Tidak ada seorang manusiapun di dunia ini yang ingin berduka, gagal, atau tidak berhasil. Sejak kecil, manusia sudah belajar untuk menghindari kesusahan dan meraih keberhasilan. Instinct seorang anak melatih dia untuk `bertempur` dalam hidup untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan. Sepanjang umurnya manusia dan segala perjuangannya hanya untuk bagaimana bahagia dan bahagia, berhasil dan terus berhasil.
Tidak salah ingin selalu bahagia dan berhasil. Yang salah adalah jika di depan kata bahagia dan berhasil tidak ada kata kebenaran. Adanya kata kebenaran di depan kata kebahagiaan dan keberhasilan, paling sedikit mengajarkan satu hal, yaitu, kebenaran menjadi pembimbing dalam mencari kebahagiaan dan keberhasilan. Manusia bisa meraih kebahagiaan dan keberhasilan tanpa Tuhan. Iblis dengan sombongnya berkata bahwa ia bisa memberikan seluruh dunia kepada Tuhan Yesus (Matius 4:9). Tidakkah aneh? Bagaimana Sang pemilik alam semesta ditawari milikNya sendiri dan harus menyembah kepada bukan pemilik alam semesta. Bukankah tanpa menyembah iblis, alam semesta sudah milikNya. Itu sebabnya carilah kebahagiaan dan keberhasilan pada pusatnya, sumbernya, pemiliknya yaitu Kristus.
Menurut Mazmur 1 di dunia ini cuma ada dua jenis manusia yang masing-masing punya cara untuk mencapai sukses dan bahagia yaitu:
- Orang saleh, yang berciri kebenaran, kasih, ketaatan kepada firman Allah. Kebahagiaan dan kesuksesan tidak didapat dengan cara-cara kefasikan. Sukses dan bahagia yang menghadirkan kedamaian dan ketenangan. Pengkhotbah 5:12, “Enak tidurnya orang yang bekerja (dengan cara benar), baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.”
- Orang fasik, yang mewakili jalan dan nasihat duniawi, yang tidak tinggal dalam firman Allah, dan yang mencapai bahagia dan sukses menyingkirkan kebenaran. Sukses dan bahagia yang menghadirkan ketakutan dan ketidak tenangan.
Keturunan orang benar dengan orang fasikpun berbeda. Coba simak dan simpulkan sendiri Mazmur 37:25, “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.”
Pemazmur memberikan kunci sederhana di depan kata kebahagiaan dan keberhasilan, yaitu, kebenaran. Artinya “Jika mau sukses dan bahagia, jangan dengerin nasehat orang fasik, jangan meniru perbuatan orang jahat dan jangan berguru kepada orang kafir.” Di depan kata kebahagiaan dan keberhasilan, letakkan Kebenaran. Selamat mencoba. (j.th)